Monday, March 14, 2022

Bab 91 Novel Twilight (NEW MOON) – TEKANAN - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 91 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – TEKANAN Bab 91

Aku harus menceritakan semua padanya, aku tahu itu. Hanya itu satu-satunya cara bersikap adil. Aku harus menjelaskannya dengan benar, supaya ia tahu aku bukannya membuka lembaran baru, bahwa ia terlalu baik bagiku. Ia sudah tahu

aku hancur, bagian itu tidak akan membuatnya terkejut, tapi ia harus tahu seberapa parah kerusakannya. Aku bahkan harus mengakui bahwa aku gila—menjelaskan tentang suara-suara yang kudengar. Ia perlu mengetahui segalanya sebelum mengambil keputusan. Tapi, bahkan saat aku menyadari pentingnya kejujuran itu, aku tahu Jacob akan menerimaku apa adanya. Ia bahkan tidak akan berpikir-pikir lagi.

Aku harus berkomitmen dalam hal ini— berkomitmen sebanyak yang masih tersisa dalam diriku, memberikan setiap kepingan yang tersisa.

Itu satu-satunya cara bersikap adil padanya. Maukah aku? Bisakah?

Salahkah berusaha membuat Jacob bahagia? Bahkan seandainya cinta yang kurasakan padanya tak lebih dari gema lemah dari apa yang dulu bisa kulakukan, walaupun hatiku jauh dari sini, berkelana dan menangisi Romeo-ku yang phinplan, apakah itu salah?

Jacob menghentikan trukku di depan rumahku yang gelap gulita, mematikan mesin hingga kesunyian tiba-tiba menyergap. Seperti yang sudah-sudah, tampaknya ia bisa memahami jalan pikiranku sekarang.

Novel Twilight (NEW MOON)


Jacob mengulurkan lengannya yang lain untuk memelukku, meremukkanku ke dadanya, mendekapku erat-erat. Lagi-lagi, rasanya menyenangkan. Nyaris seperti manusia utuh lagi.

Kukira Jacob pasti memikirkan Harry, tapi kemudian saat berbicara, nadanya meminta maaf. "Maaf. Aku tahu kau tidak merasa seperti yang kurasakan, Bells. Sumpah aku tidak keberatan. Aku hanya senang kau tidak keberatan aku bisa bernyanyi—padahal itu bukan nyanyian yang ingin didengar orang." Jacob mengumandangkan tawa sengaunya di telingaku.

Napasku melejit satu tingkat, mengamplas dinding-dinding tenggorokanku.

Tidak mungkinkah Edward, meski terkesan tidak peduli, ingin agar aku bahagia? Tidakkah masih tersisa sedikit perasaan sayang sebagai teman dalam dirinya untuk menginginkan itu bagiku? Kurasa pasti masih. Edward tidak mungkin marah padaku karena hal ini: memberikan secuil cinta yang tidak ia inginkan pada temanku Jacob. Lagi pula, itu bukan cinta yang sama. Jake menempelkan pipinya yang hangat ke puncak kepalaku.

Jika aku memalingkan wajahku ke samping— jika aku menempelkan bibirku ke bahunya yang telanjang... aku tahu benar apa yang akan terjadi selanjutnya. Mudah sekali.

Tidak perlu ada penjelasan apa-apa malam ini. Tapi bisakah aku melakukannya? Mampukah aku mengkhianati hatiku yang hampa demi menyelamatkan hidupku yang menyedihkan? Kupu-kupu menggelepar dalam perutku saat aku berpikir untuk memalingkan kepala.

Kemudian, sama jelasnya seperti bila aku berada dalam bahaya besar, suara Edward yang sehalus beledu berbisik di telingaku.

"Berbahagialah," katanya.

Aku langsung membeku.

Jacob merasakan tubuhku mengejang dan otomatis melepaskan pelukannya, menggapai ke pintu.

Tunggu, aku ingin berseru. Tunggu sebentar. Tapi aku masih terpaku di tempat, mendengarkan gema suara Edward dalam kepalaku. Udara yang dingin oleh badai berembus masuk ke truk.

"OH!" Napas Jacob tersentak keluar, seolah-olah seseorang meninju perutnya.

"Sialan!” Jacob membanting pintu dan memutar kunci mobil pada saat bersamaan. Kedua tangannya gemetar sangat hebat hingga aku tak tahu bagaimana ia bisa melakukannya.

"Ada apa?" Jacob meraungkan mesin terlalu cepat; mesin terbatuk-batuk dan mati.

"Vampir," semburnya.

Darah surut dan kepalaku dan membuatku pening.

"Bagaimana kau tahu?'

"Karena aku bisa menciumnya! Sialan!” Mata Jacob liar, jelalatan menjelajahi jalanan yang gelap. Tampaknya ia tidak terlalu menyadari getaran yang menjalari sekujur tubuhnya.

"Berubah atau membawanya pergi dari sini?" desisnya pada diri sendiri.

Ia menunduk menatapku sekilas, melihat sorot mataku yang ketakutan dan wajahku yang pucat, kemudian matanya menyapu jalanan lagi.

"Baiklah. Kubawa kau pergi dari sini."

Mesin menyala dengan suara meraung. Ban-ban berdecit saat ia memutar truk ke arah berlawanan, berbalik menuju satu-satunya tempat kami bisa meloloskan diri. Lampu truk menyapu trotoar, menerangi bagian depan hutan yang gelap, dan akhirnya memantul pada mobil yang diparkir di seberang jalan depan rumahku.

"Berhenti!" aku terkesiap kaget. Itu mobil hitam—mobil yang kukenal. Aku memang paling tidak tahu apa-apa soal mobil, tapi kalau mobil yang satu itu, aku hafal benar. Itu Mercedez S55 AMG. Aku tahu berapa tenaga kuda daya mesinnya serta warna interiornya.

Aku tahu bagaimana rasanya mesin yang bertenaga itu menderum dari bagian dalamnya. Aku tahu bagaimana aroma jok kulitnya yang mewah serta bagaimana lapisan kaca filmnya yang ekstra gelap membuat tengah hari terasa seperti senja dari balik jendela-jendelanya.

Itu mobil Carlisle.

"Berhenti!" pekikku lagi, kali ini lebih keras, karena Jacob memacu trukku secepat-cepatnya menjauhi jalan.

“Apa?!"

"Itu bukan Victoria. Berhenti, berhenti! Aku ingin kembali." Jacob menginjak rem begitu dalam hingga aku terpaksa menahan tubuhku di dasbor agar tidak terbentur.

"Itu mobil Carlisle! Itu milik keluarga CuUen. Aku kenal mobil itu”. Jacob melihat fajar merekah di wajahku, dan sekujur tubuhnya berguncang hebat.

"Hei, tenanglah, Jake. Tidak apa-apa. Tidak ada bahaya, kaulihat? Rileks."

"Yeah, tenang," sahut Jacob dengan napas terengah-engah, menundukkan kepala dan memejamkan mata. Sementara ia berkonsentrasi agar tidak meledak menjadi serigala, aku menoleh ke belakang dan memandangi mobil hitam itu.

Itu hanya Carlisle, kataku pada diri sendiri.

Jangan berharap lebih. Mungkin juga Esme...

Hentikan sekarang juga, kataku pada diri sendiri. Hanya Carlisle. Itu saja sudah luar biasa. Lebih dari yang kuharapkan akan pernah terjadi lagi.

"Ada vampir di rumahmu," desis Jacob.

"Tapi kau malah ingin kembali?"

Aku meliriknya, dengan enggan mengalihkan mataku dari Mercedes itu—takut mobil itu bakal menghilang begitu aku melirik ke tempat lain.

"Tentu saja," kataku, suaraku hampa karena terkejut mendengar pertanyaannya. Tentu saja aku ingin kembali.

Penutup Novel Twilight (New Moon)TEKANAN Bab 91

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port TEKANAN Bab 91 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: