Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 86 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – TEKANAN Bab 86
Kalau bukan karena aku, Victoria tidak akan membunuhi
orang-orang di sini... melainkan di tempat lain, jauh dari sini. Kalau sampai
terjadi apa-apa pada Jacob, akulah yang bersalah.
Kesadaran itu menikam hatiku dalam-dalam dan membuatku
berlari-lari kecil kembali ke jalan menuju rumah Billy, tempat trukku berada.
Aku tahu jalan terdekat ke tebing-tebing, tapi aku harus mencari jalan kecil
yang akan membawaku sampai ke bibir tebing.
Saat menyusuri jalan itu, aku mencari belokan atau
percabangan, karena aku tahu Jake berniat mengajakku melompat dari pinggir
tebing yang lebih rendah, bukan dari puncaknya. Tapi jalan kecil itu hanya
berupa satu garis yang berkelokkelok menuju bibir tebing tanpa memberikan
pilihan lain.
Aku tak sempat lagi mencari jalan lain yang mengarah
ke bawah—badai bergerak semakin cepat sekarang. Angin akhirnya mulai
menyentuhku, awan-awan menekan semakin dekat ke tanah. Begitu sampai di tempat
jalan tanah itu melebar menuju ngarai batu, tetesan hujan pertama jatuh dan
membasahi wajahku.
Tidak sulit meyakinkan diriku bahwa aku tidak sempat
lagi mencari jalan lain—aku memang ingin melompat dari puncak tebing. Bayangan
inilah yang bertahan di kepalaku. Aku ingin terjun bebas yang akan terasa
seperti terbang. Aku tahu ini hal paling tolol dan paling sembrono yang pernah
kulakukan. Pikiran itu membuatku tersenyum.
Kepedihan itu mulai mereda, seakan-akan tubuhku tahu
suara Edward beberapa detik lagi akan terdengar... Laut terdengar sangat jauh,
bahkan lebih jauh daripada sebelumnya, waktu aku berada di jalan setapak di
tengah pepohonan. Aku meringis membayangkan suhu air yang pasti sangat dingin.
Tapi aku takkan membiarkannya
menghentikanku.
Angin bertiup semakin kencang
sekarang, membuat hujan berpusar-pusar di sekelilingku. Aku melangkah ke
pinggir tebing, mengarahkan mata ke ruang kosong di hadapanku.
Jari-jari kakiku meraba-raba ke
depan tanpa melihat, mengusap-usap pinggir batu begitu menemukannya. Aku
menghela napas dalamdalam dan menahannya... menunggu.
"Bella."
Aku tersenyum dan mengembuskan
napas. Ya? Aku tidak menjawab dengan suara keras, takut suaraku akan
menghancurkan ilusi indah itu. Edward terdengar sangat nyata, sangat dekat.
Hanya bila ia merasa tidak suka
seperti ini aku bisa mendengar kenangan nyata suaranya— teksturnya yang
selembut beledu dan intonasi musikalnya yang menjadikannya suara paling
sempurna di antara segala suara.
"Jangan lakukan ini," pintanya. Kau yang menginginkan aku menjadi manusia,
aku mengingatkan dia. Well lihat aku
sekarang.
"Please. Demi aku."
Tapi kau tidak mau
tinggal bersamaku selain dengan cara ini.
“Please.” Itu hanyalah bisikan di tengah hujan yang
tersapu angin, yang menerbangkan rambutku dan membasah, bajuku membuat rubuhku
basah kuyup seolah-olah ini lompatan keduaku. Aku membungkuk dan bertumpu pada
jantung kakiku.
"Jangan, Bella!" Ia
marah sekarang, dan amarah itu terasa sangat indah.
Aku tersenyum dan mengangkat
kedua lenganku lurus-lurus ke muka, seakan-akan hendak terjun, menengadahkan
wajahku ke hujan. Tapi karena terbiasa berenang di kolam umum selama
bertahun-tahun—kaki lebih dulu, pertama kali.
Aku mencondongkan tubuh ke
depan, membungkuk agar bisa meloncat lebih jauh... Dan aku melemparkan tubuhku
dari tepi tebing.
Aku menjerit saat tubuhku
melayang di udara terbuka seperti meteor, tapi jeritanku adalah jeritan
kegembiraan, bukan takut. Angin melawan, sia-sia berusaha melawan gravitasi
yang tak bisa dikalahkan, mendorongku dan memutar-mutar tubuhku dalam gaya
spiral bagai roket menghunjam bumi.
Yes! Kata
itu bergema di benakku begitu tubuhku membelah permukaan air. Air terasa
seperti es, lebih dingin daripada yang kutakutkan, namun kedinginan itu justru
menambah kenikmatan yang kurasakan. Aku bangga pada diriku sendiri saat
menghunjam semakin dalam ke air hitam yang membekukan. Tak sedikit pun aku
merasa takut— hanya murni adrenalin.
Sungguh, terjun bebas sama sekali tidak menakutkan.
Mana tantangannya?
Saat itulah arus air
menangkapku. Pikiranku begitu terpusat pada ukuran tebing, pada bahaya nyata
ketinggiannya yang curam, hingga sama sekali tak memikirkan air gelap yang
menanti. Tak pernah terbayangkan olehku bahwa bahaya sesungguhnya mengintai
jauh di bawahku, di bawah ombak yang bergulung-gulung.
Rasanya
ombak seperti melawanku,
melemparlemparkan aku bolak-balik di antara mereka seolah-olah mereka bertekad
membagiku dengan mencabik-cabik tubuhku. Aku tahu cara yang benar menghindari
air pasang-surut yang saling bertabrakan: berenang paralel dengan garis pantai,
bukan berjuang sekuat tenaga menuju pantai. Tapi pengetahuan itu tak banyak
berguna karena aku tidak tahu di mana letak pantai.
Aku bahkan tak tahu arah menuju
permukaan.
Air yang bergolak itu hitam pekat di segala arah; tak ada
cahaya setitik pun yang bisa membimbingku ke atas. Gravitasi sangat kuat bila
dibandingkan udara, tapi itu belum ada apaapanya dibandingkan dengan arus
ombak—aku tak bisa merasakan tarikan ke bawah, tarikan ke arah mana pun.
Yang kurasakan hanya arus yang begitu kuat membuatku
berputar-putar terus seperti boneka kain.
Penutup Novel Twilight (New Moon) – TEKANAN Bab 86
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port TEKANAN Bab
86 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab
berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab
berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.
0 comments: