Saturday, March 12, 2022

Bab 86 Novel Twilight (NEW MOON) – TEKANAN - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 86 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – TEKANAN Bab 86

Kalau bukan karena aku, Victoria tidak akan membunuhi orang-orang di sini... melainkan di tempat lain, jauh dari sini. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Jacob, akulah yang bersalah.

Kesadaran itu menikam hatiku dalam-dalam dan membuatku berlari-lari kecil kembali ke jalan menuju rumah Billy, tempat trukku berada. Aku tahu jalan terdekat ke tebing-tebing, tapi aku harus mencari jalan kecil yang akan membawaku sampai ke bibir tebing.

Saat menyusuri jalan itu, aku mencari belokan atau percabangan, karena aku tahu Jake berniat mengajakku melompat dari pinggir tebing yang lebih rendah, bukan dari puncaknya. Tapi jalan kecil itu hanya berupa satu garis yang berkelokkelok menuju bibir tebing tanpa memberikan pilihan lain.

Aku tak sempat lagi mencari jalan lain yang mengarah ke bawah—badai bergerak semakin cepat sekarang. Angin akhirnya mulai menyentuhku, awan-awan menekan semakin dekat ke tanah. Begitu sampai di tempat jalan tanah itu melebar menuju ngarai batu, tetesan hujan pertama jatuh dan membasahi wajahku.

Tidak sulit meyakinkan diriku bahwa aku tidak sempat lagi mencari jalan lain—aku memang ingin melompat dari puncak tebing. Bayangan inilah yang bertahan di kepalaku. Aku ingin terjun bebas yang akan terasa seperti terbang. Aku tahu ini hal paling tolol dan paling sembrono yang pernah kulakukan. Pikiran itu membuatku tersenyum.

Kepedihan itu mulai mereda, seakan-akan tubuhku tahu suara Edward beberapa detik lagi akan terdengar... Laut terdengar sangat jauh, bahkan lebih jauh daripada sebelumnya, waktu aku berada di jalan setapak di tengah pepohonan. Aku meringis membayangkan suhu air yang pasti sangat dingin.

Novel Twilight (NEW MOON)


Tapi aku takkan membiarkannya menghentikanku.

Angin bertiup semakin kencang sekarang, membuat hujan berpusar-pusar di sekelilingku. Aku melangkah ke pinggir tebing, mengarahkan mata ke ruang kosong di hadapanku.

Jari-jari kakiku meraba-raba ke depan tanpa melihat, mengusap-usap pinggir batu begitu menemukannya. Aku menghela napas dalamdalam dan menahannya... menunggu.

"Bella."

Aku tersenyum dan mengembuskan napas. Ya? Aku tidak menjawab dengan suara keras, takut suaraku akan menghancurkan ilusi indah itu. Edward terdengar sangat nyata, sangat dekat.

Hanya bila ia merasa tidak suka seperti ini aku bisa mendengar kenangan nyata suaranya— teksturnya yang selembut beledu dan intonasi musikalnya yang menjadikannya suara paling sempurna di antara segala suara.

"Jangan lakukan ini," pintanya. Kau yang menginginkan aku menjadi manusia, aku mengingatkan dia. Well lihat aku sekarang.

 

"Please. Demi aku."

Tapi kau tidak mau tinggal bersamaku selain dengan cara ini.

“Please.” Itu hanyalah bisikan di tengah hujan yang tersapu angin, yang menerbangkan rambutku dan membasah, bajuku membuat rubuhku basah kuyup seolah-olah ini lompatan keduaku. Aku membungkuk dan bertumpu pada jantung kakiku.

"Jangan, Bella!" Ia marah sekarang, dan amarah itu terasa sangat indah.

Aku tersenyum dan mengangkat kedua lenganku lurus-lurus ke muka, seakan-akan hendak terjun, menengadahkan wajahku ke hujan. Tapi karena terbiasa berenang di kolam umum selama bertahun-tahun—kaki lebih dulu, pertama kali.

Aku mencondongkan tubuh ke depan, membungkuk agar bisa meloncat lebih jauh... Dan aku melemparkan tubuhku dari tepi tebing.

Aku menjerit saat tubuhku melayang di udara terbuka seperti meteor, tapi jeritanku adalah jeritan kegembiraan, bukan takut. Angin melawan, sia-sia berusaha melawan gravitasi yang tak bisa dikalahkan, mendorongku dan memutar-mutar tubuhku dalam gaya spiral bagai roket menghunjam bumi.

Yes! Kata itu bergema di benakku begitu tubuhku membelah permukaan air. Air terasa seperti es, lebih dingin daripada yang kutakutkan, namun kedinginan itu justru menambah kenikmatan yang kurasakan. Aku bangga pada diriku sendiri saat menghunjam semakin dalam ke air hitam yang membekukan. Tak sedikit pun aku merasa takut— hanya murni adrenalin.

Sungguh, terjun bebas sama sekali tidak menakutkan. Mana tantangannya?

Saat itulah arus air menangkapku. Pikiranku begitu terpusat pada ukuran tebing, pada bahaya nyata ketinggiannya yang curam, hingga sama sekali tak memikirkan air gelap yang menanti. Tak pernah terbayangkan olehku bahwa bahaya sesungguhnya mengintai jauh di bawahku, di bawah ombak yang bergulung-gulung.

Rasanya ombak seperti melawanku, melemparlemparkan aku bolak-balik di antara mereka seolah-olah mereka bertekad membagiku dengan mencabik-cabik tubuhku. Aku tahu cara yang benar menghindari air pasang-surut yang saling bertabrakan: berenang paralel dengan garis pantai, bukan berjuang sekuat tenaga menuju pantai. Tapi pengetahuan itu tak banyak berguna karena aku tidak tahu di mana letak pantai.

Aku bahkan tak tahu arah menuju permukaan.

Air yang bergolak itu hitam pekat di segala arah; tak ada cahaya setitik pun yang bisa membimbingku ke atas. Gravitasi sangat kuat bila dibandingkan udara, tapi itu belum ada apaapanya dibandingkan dengan arus ombak—aku tak bisa merasakan tarikan ke bawah, tarikan ke arah mana pun.

Yang kurasakan hanya arus yang begitu kuat membuatku berputar-putar terus seperti boneka kain.

Penutup Novel Twilight (New Moon)TEKANAN Bab 86

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port TEKANAN Bab 86 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: