Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 54 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – PADANG RUMPUT Bab 54
10. PADANG RUMPUT
JACOB tidak menelepon.
Pertama kalinya aku menelepon, Billy yang mengangkat
dan mengatakan Jacob masih tidur. Aku berusaha mengorek keterangan, memastikan
Billy sudah membawanya ke dokter.
Menurut Billy sudah, tapi entah mengapa, untuk alasan
yang aku sendiri tak tahu, aku kok tidak begitu percaya padanya. Aku menelepon
lagi, beberapa kali sehari, selama dua hari berikutnya, tapi tak ada yang
mengangkat.
Sabtunya kuputuskan untuk
menemui Jacob, masa bodoh dengan undangan. Tapi rumah merah kecil itu kosong.
Aku jadi takut—sesakit itukah Jacob sampai harus dirawat di rumah sakit? Aku
mampir ke rumah sakit dalam perjalanan pulang, tapi menurut perawat jaga di
meja depan, baik Jacob maupun Billy tidak datang ke rumah sakit.
Kuminta Charlie menelepon Harry
Clearwater begitu ia sampai di rumah dan kantor. Aku menunggu, waswas, sementara
Charlie mengobrol dengan teman lamanya; obrolan mereka sepertinya sangat lama
tanpa sekali pun menyebut-nyebut nama Jacob. Kedengarannya Harry-lah yang baru
saja pulang.
dari rumah sakit... menjalani
tes jantung. Kening Charlie berkerut, tapi Harry bercanda dengannya,
menceritakan yang luculucu, sampai Charlie tertawa lagi. Barulah kemudian
Charlie bertanya tentang Jacob, dan sekarang ia tak lagi banyak bicara sehingga
aku tak bisa mengikuti percakapan, karena ia hanya mengucapkan hmmm dan yeah berulang-ulang.
Aku mengetuk-ngetukkan jari ke
konter di samping Charlie, sampai ia memegang tanganku untuk menghentikannya.
Akhirnya Charlie menutup
telepon dan berpaling padaku.
"Kata Harry, saluran teleponnya bermasalah, jadi
itulah sebabnya teleponmu tidak nyambung. Billy membawa Jake ke dokter di
reservasi, dan kelihatannya dia sakit mono.
Dia ke capekan, dan kata Billy, dia tidak boleh ditengok," lapor Charlie.
"Tidak boleh ditengok?" tanyaku tak percaya.
Charlie mengangkat sebelah alis.
"Sekarang kau jangan ikut campur, Bells. Billy
tahu apa yang terbaik untuk Jake. Sebentar lagi juga dia sembuh dan bisa ke
sini lagi. Bersabarlah."
Aku tidak memaksa. Charlie
terlalu khawatir memikirkan Harry. Jelas itu lebih penting—tidak tepat
mengganggu pikirannya dengan hal-hal sepele. Jadi aku naik ke lantai atas dan
menyalakan komputer. Aku menemukan situs kedokteran dan mengetikkan kata
"mononukleosis" ke kolom pencarian.
Yang kutahu tentang mono
hanyalah bahwa seseorang bisa tertular penyakit itu dari berciuman, sesuatu
yang jelas tak mungkin terjadi pada Jake. Aku membaca gejala-gejalanya dengan
cepat—kalau demam memang ia mengalaminya, tapi bagaimana dengan gejala yang
lain? Tidak ada radang tenggorokkan parah, tidak ada kelelahan, tidak ada
pusing kepala, setidaknya tidak sebelum ia pulang dari bioskop: ia bahkan
sempat berkata dirinya "sehat walafiat”. Benarkah penyakitnya muncul
secepat itu? Berdasarkan artikel itu, sepertinya yang harus muncul lebih dulu
adalah radang tenggorokannya.
Kupandang layar komputer dan bertanya-tanya dalam hati
mengapa, tepatnya, aku melakukan hal ini. Mengapa aku merasa sangat... sangat
curiga,
seperti tidak percaya pada
cerita Billy? Untuk apa Billy berbohong pada Harry? Aku saja yang konyol,
mungkin. Aku hanya khawatir, dan jujur saja. aku takut tidak diperbolehkan
bertemu Jacob—itu membuatku gelisah.
Aku menyimak keterangan lain
dalam artikel itu, menggali lebih banyak informasi. Aku berhenti begitu sampai
pada bagian yang menjelaskan penyakit mono bisa bertahan lebih dari sebulan.
Sebulan? Mulutku ternganga.
Tapi Billy tak mungkin
menerapkan aturan tidak boleh dijenguk sampai selama itu. Tentu saja tidak.
Jake bisa gila kalau disuruh berbaring terus di tempat tidur tanpa seorang pun
bisa diajak bicara.
Apa sebenarnya yang ditakutkan
Billy? Menurut artikel itu, pengidap mono harus menghindari aktivitas fisik,
tapi tidak ada penjelasan tentang aturan tidak boleh dijenguk. Penyakit itu kan
tidak terlalu menular.
Kuputuskan untuk memberi Billy
waktu satu minggu sebelum mulai mengorek-ngorek lagi. Satu Minggu sudah cukup
lama.
Ternyata satu minggu itu lama sekali. Hari Rabu aku yakin tidak
bakal mampu bertahan hidup sampai Sabtu.
Ketika memutuskan untuk tidak mengganggu Billy dan
Jacob selama seminggu, aku sebenarnya tak yakin Jacob bakal menuruti aturan
Billy. Setiap hari sesampainya di rumah dari sekolah,
aku berlari ke pesawat telepon
untuk mengecek pesan-pesan. Tidak pernah ada pesan untukku. Aku melanggar
janjiku sendiri dengan mencoba meneleponnya tiga kali, tapi saluran teleponnya
masih rusak.
Aku terlalu sering tinggal di
rumah, dan terlalu sering sendirian. Tanpa Jacob, juga adrenalin dan kegiatan
yang bisa mengalihkan pikiran, semua yang selama ini kutekan mulai menghantuiku
lagi. Mimpi-mimpi itu mulai menyerangku lagi. Aku tidak lagi bisa melihat
bagian akhirnya datang.
Yang ada hanya kehampaan yang
mengerikan— terkadang di hutan, terkadang di lautan pakis kosong tempat rumah
putih itu tak lagi ada. Sesekali ada Sam Uley di sana, di hutan, mengawasiku
lagi. Aku tidak memedulikan dia— tidak ada kenyamanan yang kurasakan dengan
kehadirannya, aku malah merasa semakin sendirian.
Walhasil, aku selalu terbangun
setelah menjerit ketakutan, setiap malam. Lubang di dadaku kini semakin parah.
Kusangka aku sudah bisa mengendalikannya, tapi aku mendapati diriku meringkuk,
setiap hari, sambil mencengkeram pinggang dan megap-megap kehabisan udara.
Aku tak mampu menghadapi
kesendirian dengan baik.
Aku lega tak terkira di pagi hari waktu
terbangun—setelah menjerit, tentu saja—dan teringat sekarang hari Sabtu.
Berarti hari ini aku bisa menelepon Jacob. Dan kalau saluran telepon masih
tetap belum berfungsi, aku akan ke La Push.
Bagaimanapun caranya, pokoknya
hari ini harus lebih baik daripada seminggu terakhir yang sepi ini.
Aku menghubungi nomor telepon Jacob, lalu menunggu tanpa
berharap apa-apa. Jadi aku kaget waktu Billy mengangkat telepon pada dering
kedua.
Penutup Novel Twilight (New Moon) – PADANG RUMPUT Bab 54
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port PADANG RUMPUT Bab 54 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan
terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan
baca bab berikutnya dengan mengklik tombol
navigasi bab di bawah ini.
0 comments: