Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 49 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – KAMBING
CONGEK Bab 49
9. KAMBING CONGEK
WAKTU mulai berjalan jauh lebih
cepat dibanding sebelumnya. Sekolah, bekerja, dan Jacob—meski tidak selalu
dalam urutan itu— membentuk pola yang rapi dan mudah diikuti. Dan keinginan
Charlie terwujud: aku tidak merana lagi.
Tentu saja. aku tidak bisa
sepenuhnya menipu diri sendiri. Saat berhenti untuk menginventarisasi hidupku,
sesuatu yang kuusahakan untuk tidak terlalu sering kulakukan, aku tak bisa
mengabaikan implikasinya terhadap tingkah lakuku.
Aku seperu bulan tersesat—planetku hancur dalam
skenario film rentang kepedihan hati yang menimbulkan perubahan besar—yang tetap,
walau bagaimanapun, bergerak dalam orbitnya yang kecil
dan sempit mengitari ruang
angkasa yang kini kosong melompong, mengabaikan hukum gravitasi. Aku semakin
piawai naik motor, dan itu berarti aku tidak membuat Charlie khawatir lagi
karena terlalu sering jatuh.
Tapi itu juga berarti suara di
kepalaku mulai menghilang, sampai aku tidak mendengarnya lagi sama sekali.
Diam-diam aku panik. Aku semakin kalap menari padang rumput itu. Aku memeras
otak mencari aktivitas lain yang bisa memicu idrenalin.
Aku tak lagi memerhatikan
hari-hari yang berlalu – tidak ada alasan untuk itu. karena aku berusaha sebisa
mungkin hidup di masa kini, tanpa masa lalu yang menghilang, atau masa depan
yang menjelang.
Karena itulah aku terkejut waktu
Jacob mengungkit tanggal berapa sekarang saat kami bertemu untuk mengerjakan
PR. Ia sudah menungguku waktu aku berhenti di depan rumahnya.
"Selamat Hari
Valentine," kata Jacob, tersenyum, tapi menunduk saat menyapaku. Ia
mengulurkan kotak kecil berwarna pink, menaruhnya di telapak tangan.
"Well, aku merasa tolol sekali," gumamku.
"Ini Hari Valentine?”
Jacob menggeleng dengan lagak pura-pura sedih.
"Terkadang kau ini seperti tidak ada di sini saja. Ya, sekarang tanggal 14
Februari. Nah, maukah kau menjadi Valentine-ku? Berhubung kau tidak membelikan
sekotak cokelat seharga lima puluh sen, paling tidak itulah yang bisa
kaulakukan."
Aku mulai merasa tidak enak.
Kata-katanya bernada menyindir, tapi hanya di permukaan.
"Apa tepatnya kewajiban
menjadi Valentine?" aku mengelak.
"Biasalah—menjadi budak
seumur hidup, semacam itu."
"Oh, Well, kalau hanya itu..." Kuterima kotak cokelat itu. Tapi aku
berusaha memikirkan cara untuk menegaskan batas-batas itu. Lagi. Bersama Jacob,
sepertinya batas-batas itu sering kali kabur.
"Jadi, apa yang akan kita
lakukan besok? Hiking, atau
UGD?"
"Hiking,” aku memutuskan.
"Bukan hanya kau yang bisa
obsesif. Aku mulai berpikir janganjangan tempat itu hanya khayalanku
saja..." Aku mengerutkan kening dan menerawang.
"Kita pasti bisa
menemukannya,” Jacob meyakinkanku.
"Sepeda motor hari Jumat?”
ia menawarkan.
Aku melihat kesempatan dan langsung menyambarnya tanpa
meluangkan waktu untuk memikirkannya masak-masak lebih dulu.
"Jumat nanti aku akan pergi nonton film. Sudah
lama sekali aku berjanji pada teman-teman sekafeteriaku untuk pergi
bareng." Mike pasti senang.
Tapi wajah Jacob langsung
berubah. Aku sempat menangkap secercah ekspresi di matanya yang gelap sebelum
ia menunduk dan memandang tanah.
“Kau ikut, kan?" aku
cepat-cepat menambahkan.
"Atau kau merasa bergaul
dengan serombongan murid senior itu sangat membosankan?" Ternyata aku
tetap tak bisa menjaga jarak dengannya.
Aku tidak tega melukai hati
Jacob; kami seperti memiliki hubungan khusus yang aneh, dan kesedihannya
menusuk hatiku juga. Apalagi, aku senang membayangkan diriku ditemani olehnya
melewati "cobaan" ini—aku memang sudah berjanji pada Mike, tapi tidak
merasa terlalu antusias melakukannya.
“Kau ingin aku ikut, bersama
teman-temanmu yang lain?"
“Ya," dengan jujur aku
mengakui, meski dalam hati tahu ini hanya akan membuat masalah.
"Aku akan lebih senang
kalau ada kau. Ajak Quil sekalian, biar lebih ramai."
"Quil bakal kalang-kabut.
Cewek-cewek senior." Jacob terkekeh dan memutar bola matanya. Aku tidak
menyebut nama Embry, begitu juga dia. Aku ikut tertawa.
"Akan kucoba memberinya
pilihan yang cantik-cantik." Aku mengutarakan maksudku pada Mike di kelas
Bahasa Inggris.
"Hei, Mike," sapaku setelah kelas berakhir.
"Kau tidak ada acara Jumat malam nanti?"
Mike mengangkat wajah, mata
birunya langsung penuh harap.
"Tidak ada. Mau pergi
bareng?" Aku menyusun kalimatku dengan hati-hati.
"Aku sedang berpikir-pikir
untuk pergi beramai-ramai"— aku menekankan kata itu—
"nonton Crosshairs"
Sebelumnya aku sudah melakukan penelitian lebih dulu—bahkan sampai membaca
resensi film segala untuk memastikan aku tidak bakal kecele nanti.
Konon katanya film itu
bergelimang darah dari awal sampai akhir. Aku belum begitu pulih untuk tahan menyaksikan
film cinta-cintaan.
"Kedengarannya asyik,
kan?"
"Tentu," sahut Mike,
kentara sekali kurang bersemangat.
"Asyik."
Sedetik kemudian, wajahnya
kembali ceria hingga hampir mendekati level kegembiraannya tadi.
"Bagaimana kalau kita ajak
Angela dan Ben? Atau Eric dan Katie?"Ia bertekad membuat acara jalan-jalan
ini menjadi semacam kencan ganda rupanya.
"Bagaimana kalau
dua-duanya?" saranku.
"Dan Jessica juga. tentu
saja. Juga Tyler dan Conner, dan mungkin Lauren,” aku menambahkan dengan
enggan. Aku kan sudah berjanji akan membawa banyak pilihan untuk Quil.
"Oke," gumam Mike,
usahanya gagal.
"Dan," lanjutku,
"aku juga akan mengajak
beberapa teman dari La Push. Jadi sepertinya kita membutuhkan Suburban-mu kalau
semua ikut." Mata Mike menyipit curiga.
"Ini teman-temanmu yang
selama ini sering belajar bareng kau?"
“Yep, tepat sekali,"
jawabku riang.
"Walaupun kau bisa
menganggapnya tutoring—mereka baru kelas dua SMA"
"Oh," kata Mike
terkejut. Setelah berpikir sedetik, ia tersenyum.
Namun akhirnya Suburban itu
tidak diperlukan.
Jessica dan Lauren langsung
bilang sibuk begitu Mike mengatakan akulah yang merencanakan acara pergi bareng
ini. Eric dan Katie sudah punya rencana sendiri—mau merayakan tiga minggu
mereka pacaran atau apa.
Lauren sudah lebih dulu
menyatroni Tyler dan Conner sebelum Mike, jadi mereka juga bilang sibuk. Bahkan
Quil pun batal ikut—dihukum tidak boleh keluar rumah gara-gara berkelahi di
sekolah. Akhirnya, hanya Angela dan Ben yang bersedia, juga Jacob tentu saja.
Meski begitu, jumlah pengikut
yang berkurang banyak itu tidak mengurangi kegembiraan Mike. Yang ia ocehkan
melulu tentang hari Jumat.
"Kau yakin tidak mau menonton Tomorrow and Forever
saja?" tanyanya saat makan siang, menyebut judul film komedi romantis yang
sedang menduduki peringkat teratas dalam deretan filmfilm box office.
"Menurut resensi Rotten Tomatoes, filmnya bagus banget
lho."
Penutup Novel Twilight (New Moon) – KAMBING CONGEK Bab 49
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port KAMBING CONGEK Bab 49 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan
terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan
baca bab berikutnya dengan mengklik tombol
navigasi bab di bawah ini.
0 comments: