Tuesday, March 1, 2022

Bab 49 Novel Twilight (NEW MOON) – KAMBING CONGEK - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 49 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – KAMBING CONGEK Bab 49

 9. KAMBING CONGEK

WAKTU mulai berjalan jauh lebih cepat dibanding sebelumnya. Sekolah, bekerja, dan Jacob—meski tidak selalu dalam urutan itu— membentuk pola yang rapi dan mudah diikuti. Dan keinginan Charlie terwujud: aku tidak merana lagi.

Tentu saja. aku tidak bisa sepenuhnya menipu diri sendiri. Saat berhenti untuk menginventarisasi hidupku, sesuatu yang kuusahakan untuk tidak terlalu sering kulakukan, aku tak bisa mengabaikan implikasinya terhadap tingkah lakuku.

Aku seperu bulan tersesat—planetku hancur dalam skenario film rentang kepedihan hati yang menimbulkan perubahan besar—yang tetap, walau bagaimanapun, bergerak dalam orbitnya yang kecil

dan sempit mengitari ruang angkasa yang kini kosong melompong, mengabaikan hukum gravitasi. Aku semakin piawai naik motor, dan itu berarti aku tidak membuat Charlie khawatir lagi karena terlalu sering jatuh.

Novel Twilight (NEW MOON)


Tapi itu juga berarti suara di kepalaku mulai menghilang, sampai aku tidak mendengarnya lagi sama sekali. Diam-diam aku panik. Aku semakin kalap menari padang rumput itu. Aku memeras otak mencari aktivitas lain yang bisa memicu idrenalin.

Aku tak lagi memerhatikan hari-hari yang berlalu – tidak ada alasan untuk itu. karena aku berusaha sebisa mungkin hidup di masa kini, tanpa masa lalu yang menghilang, atau masa depan yang menjelang.

Karena itulah aku terkejut waktu Jacob mengungkit tanggal berapa sekarang saat kami bertemu untuk mengerjakan PR. Ia sudah menungguku waktu aku berhenti di depan rumahnya.

"Selamat Hari Valentine," kata Jacob, tersenyum, tapi menunduk saat menyapaku. Ia mengulurkan kotak kecil berwarna pink, menaruhnya di telapak tangan.

"Well, aku merasa tolol sekali," gumamku.

"Ini Hari Valentine?”

Jacob menggeleng dengan lagak pura-pura sedih. "Terkadang kau ini seperti tidak ada di sini saja. Ya, sekarang tanggal 14 Februari. Nah, maukah kau menjadi Valentine-ku? Berhubung kau tidak membelikan sekotak cokelat seharga lima puluh sen, paling tidak itulah yang bisa kaulakukan."

Aku mulai merasa tidak enak. Kata-katanya bernada menyindir, tapi hanya di permukaan.

"Apa tepatnya kewajiban menjadi Valentine?" aku mengelak.

"Biasalah—menjadi budak seumur hidup, semacam itu."

"Oh, Well, kalau hanya itu..." Kuterima kotak cokelat itu. Tapi aku berusaha memikirkan cara untuk menegaskan batas-batas itu. Lagi. Bersama Jacob, sepertinya batas-batas itu sering kali kabur.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan besok? Hiking, atau UGD?"

"Hiking,” aku memutuskan.

"Bukan hanya kau yang bisa obsesif. Aku mulai berpikir janganjangan tempat itu hanya khayalanku saja..." Aku mengerutkan kening dan menerawang.

"Kita pasti bisa menemukannya,” Jacob meyakinkanku.

"Sepeda motor hari Jumat?” ia menawarkan.

Aku melihat kesempatan dan langsung menyambarnya tanpa meluangkan waktu untuk memikirkannya masak-masak lebih dulu.

"Jumat nanti aku akan pergi nonton film. Sudah lama sekali aku berjanji pada teman-teman sekafeteriaku untuk pergi bareng." Mike pasti senang.

Tapi wajah Jacob langsung berubah. Aku sempat menangkap secercah ekspresi di matanya yang gelap sebelum ia menunduk dan memandang tanah.

“Kau ikut, kan?" aku cepat-cepat menambahkan.

"Atau kau merasa bergaul dengan serombongan murid senior itu sangat membosankan?" Ternyata aku tetap tak bisa menjaga jarak dengannya.

Aku tidak tega melukai hati Jacob; kami seperti memiliki hubungan khusus yang aneh, dan kesedihannya menusuk hatiku juga. Apalagi, aku senang membayangkan diriku ditemani olehnya melewati "cobaan" ini—aku memang sudah berjanji pada Mike, tapi tidak merasa terlalu antusias melakukannya.

“Kau ingin aku ikut, bersama teman-temanmu yang lain?"

“Ya," dengan jujur aku mengakui, meski dalam hati tahu ini hanya akan membuat masalah.

"Aku akan lebih senang kalau ada kau. Ajak Quil sekalian, biar lebih ramai."

"Quil bakal kalang-kabut. Cewek-cewek senior." Jacob terkekeh dan memutar bola matanya. Aku tidak menyebut nama Embry, begitu juga dia. Aku ikut tertawa.

"Akan kucoba memberinya pilihan yang cantik-cantik." Aku mengutarakan maksudku pada Mike di kelas Bahasa Inggris.

"Hei, Mike," sapaku setelah kelas berakhir.

"Kau tidak ada acara Jumat malam nanti?"

Mike mengangkat wajah, mata birunya langsung penuh harap.

"Tidak ada. Mau pergi bareng?" Aku menyusun kalimatku dengan hati-hati.

"Aku sedang berpikir-pikir untuk pergi beramai-ramai"— aku menekankan kata itu—

"nonton Crosshairs" Sebelumnya aku sudah melakukan penelitian lebih dulu—bahkan sampai membaca resensi film segala untuk memastikan aku tidak bakal kecele nanti.

Konon katanya film itu bergelimang darah dari awal sampai akhir. Aku belum begitu pulih untuk tahan menyaksikan film cinta-cintaan.

"Kedengarannya asyik, kan?"

"Tentu," sahut Mike, kentara sekali kurang bersemangat.

"Asyik."

Sedetik kemudian, wajahnya kembali ceria hingga hampir mendekati level kegembiraannya tadi.

"Bagaimana kalau kita ajak Angela dan Ben? Atau Eric dan Katie?"Ia bertekad membuat acara jalan-jalan ini menjadi semacam kencan ganda rupanya.

"Bagaimana kalau dua-duanya?" saranku.

"Dan Jessica juga. tentu saja. Juga Tyler dan Conner, dan mungkin Lauren,” aku menambahkan dengan enggan. Aku kan sudah berjanji akan membawa banyak pilihan untuk Quil.

"Oke," gumam Mike, usahanya gagal.

"Dan," lanjutku,

"aku juga akan mengajak beberapa teman dari La Push. Jadi sepertinya kita membutuhkan Suburban-mu kalau semua ikut." Mata Mike menyipit curiga.

"Ini teman-temanmu yang selama ini sering belajar bareng kau?"

“Yep, tepat sekali," jawabku riang.

"Walaupun kau bisa menganggapnya tutoring—mereka baru kelas dua SMA"

"Oh," kata Mike terkejut. Setelah berpikir sedetik, ia tersenyum.

Namun akhirnya Suburban itu tidak diperlukan.

Jessica dan Lauren langsung bilang sibuk begitu Mike mengatakan akulah yang merencanakan acara pergi bareng ini. Eric dan Katie sudah punya rencana sendiri—mau merayakan tiga minggu mereka pacaran atau apa.

Lauren sudah lebih dulu menyatroni Tyler dan Conner sebelum Mike, jadi mereka juga bilang sibuk. Bahkan Quil pun batal ikut—dihukum tidak boleh keluar rumah gara-gara berkelahi di sekolah. Akhirnya, hanya Angela dan Ben yang bersedia, juga Jacob tentu saja.

Meski begitu, jumlah pengikut yang berkurang banyak itu tidak mengurangi kegembiraan Mike. Yang ia ocehkan melulu tentang hari Jumat.

"Kau yakin tidak mau menonton Tomorrow and Forever saja?" tanyanya saat makan siang, menyebut judul film komedi romantis yang sedang menduduki peringkat teratas dalam deretan filmfilm box office.

"Menurut resensi Rotten Tomatoes, filmnya bagus banget lho."

Penutup Novel Twilight (New Moon)KAMBING CONGEK Bab 49

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port KAMBING CONGEK Bab 49 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: