Tuesday, March 1, 2022

Bab 42 Novel Twilight (NEW MOON) – PENGULANGAN - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 42 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – PENGULANGAN Bab 42

Kulihat lelaki yang tubuhnya paling tinggi maju semakin dekat ke pinggir tebing. Otomatis aku memperlambat laju truk, kakiku ragu-ragu di pedal rem.

Dan detik berikutnya, lelaki itu menjatuhkan dirinya dari pinggir tebing.

"Tidak!" teriakku, menginjak rem dalam-dalam.

"Ada apa?" Jacob balas berteriak, kaget.

"Orang itu—dia baru saja melompat dari pinggir tebing! Mengapa mereka tidak mencegahnya? Kita harus menelepon ambulans!" Kubentangkan pintu truk lebar-lebar dan melompat keluar, tindakan yang sama sekali tak masuk akal.

Jalan tercepat ke pesawat telepon adalah kembali ke rumah Billy Tapi aku tidak memercayai apa yang baru saja kulihat. Mungkin di alam bawah sadarku, aku berharap akan melihat sesuatu yang berbeda bila tidak dihalangi kaca depan trukku.

Jacob tertawa, dan aku berbalik menatapnya dengan panik. Apakah ia begitu tidak punya perasaan, begitu tega?

"Mereka hanya terjun dari tebing, Bella. Rekreasi. Di La Push kan tidak ada mal," Jacob menggoda, meski ada secercah nada kesal dalam suaranya.

"Terjun dari tebing?" ulangku, bingung. Tak percaya rasanya melihat sosok kedua melangkah ke pinggir tebing, diam sejenak, kemudian dengan sangat anggun melompat ke udara. Ia melayang untuk waktu yang rasanya seperti berabad-abad bagiku, sebelum akhirnya membelah ombak kelabu gelap dengan mulus, jauh di bawah sana.

"Wow. Tinggi sekali." Aku masuk kembali ke truk, sambil terus memandangi kedua penerjun yang tersisa. "Tingginya tidak mungkin kurang dari tiga puluh meter."

"Well, yeah, kebanyakan dari kami terjun dari posisi yang agak lebih ke bawah, dari batu yang menjorok ke luar tebing itu." Jacob menuding ke luar jendela. Tempat yang ditunjukkannya memang tampak jauh lebih masuk akal.

"Orang-orang itu sinting. Mungkin hanya ingin pamer. Maksudku, yang benar saja, hari ini kan dingin sekali. Airnya pasti sangat dingin." Jacob mengernyit tak setuju, seolah-olah adegan berbahaya tadi menyinggungnya secara pribadi.

Aku agak terkejut juga melihatnya. Kukira Jacob hampir tak pernah marah.

"Kau pernah terjun dari tebing?" Kata "kami" yang diucapkannya tadi tak luput dari pendengaranku.

"Tentu, tentu," Ia mengangkat bahu dan nyengir.

"Asyik kok. Agak ngeri, memacu adrenalin." Aku menoleh kembali memandangi tebing-tebing itu, dan melihat sosok ketiga mondar-mandir di pinggir tebing. Belum pernah aku menyaksikan sesuatu yang senekat itu seumur hidupku. Mataku membelalak, dan aku tersenyum.

"Jake, kau harus mengajakku terjun dari tebing kapan-kapan. Jacob menatapku dengan kening berkerut, wajahnya tidak setuju. "Bella, baru saja kau mau memanggilkan ambulans untuk Sam," ia mengingatkanku. Kaget juga aku, ia bisa mengenali siapa orang tadi dari kejauhan.

Novel Twilight (NEW MOON)


"Aku ingin mencoba," aku berkeras, bergerak untuk turun lagi dari truk.

Jacoh menyambar pergelangan tanganku.

“Jangan hari ini ok?: Bisakah kira menunggu setidaknya sampai cuaca menghangat?"

“Oke, baik." aku setuju. Dengan pintu terbuka,angin sedingin es membuat bulu kudukku meremang. "Tapi aku ingin melakukannya dalam waktu dekat.”

"Dalam waktu dekat." Jacob memutar bola matanya.

"Terkadang kau sedikit aneh, Bella. Kau tahu itu?"

Aku mendesah. "Ya."

“Dan kita tidak akan terjun dari puncak." Aku menonton, takjub, saat pemuda ketiga memulai terjunnya dengan berlari lebih dulu dan melontarkan diri lebih jauh ke udara kosong daripada kedua temannya yang lain.

Pemuda itu meliuk dan berputar-putar di angkasa saat terjun bebas, seperti penerjun payung. Ia tampak benarbenar bebas—tanpa beban dan bersikap sesuka hati.

"Baiklah." aku setuju.

"Setidaknya untuk pertama kali."

Sekarang giliran Jacob yang mendesah.

"Jadi, tidak, kita menjajal motor kita?" tuntut Jacob.

"Oke, oke," jawabku, mengalihkan mata dari orang terakhir yang menunggu di tebing.

Kukenakan lagi sabuk pengamanku dan menutup pintu. Mesin masih menyala, meraung keras bila tidak dijalankan. Kami kembali melaju.

“Jadi siapa mereka—orang-orang gila itu?" tanyaku.

Jacob mengeluarkan suara seperti kesal dari tenggorokannya.

"Mereka geng La Push."

"Kalian punya geng?" tanyaku. Sadarlah aku suaraku terdengar kagum.

Jacob langsung tertawa melihat reaksiku.

"Tidak seperti itu. Sumpah, mereka itu seperti pengawas sekolah yang melenceng dari tugasnya. Mereka tidak suka bikin ulah, melainkan menjaga ketenteraman." Jacob mendengus.

"Pernah, suatu kali ada pemuda dari daerah Makah rez sana, badannya juga besar, pokoknya penampilannya sangar. Well, menurut kabar burung, pemuda itu menjual sabu ke anak-anak, dan Sam Uley serta para muridnya mengusir pemuda itu dari tanah kami. Mereka selalu saja mendengung-dengungkan soal tanah kami dan harga diri suku... konyol juga lama-lama. Parahnya lagi, dewan suku menganggap serius mereka. Kata Embry, dewan suku benar-benar bertemu Sam secara teratur." Jacob menggeleng-gelengkan kepala, wajahnya menunjukkan mimik tidak suka. "Embry juga pernah mendengar dari Leah Clearwater bahwa geng itu menyebut diri mereka 'pelindung’ atau semacam itulah."

Tangan Jacob mengepal, sepertinya gatal ingin meninju sesuatu. Belum pernah aku melihatnya seperti itu.

Kaget juga aku mendengar nama Sam Uley disebut-sebut. Aku tidak ingin nama itu membawa kembali ingatan tentang mimpi burukku, jadi aku buru-buru menyampaikan hasil pengamatan sekilasku untuk mengalihkan perhatian.

"Kau tidak terlalu menyukai mereka."

"Kelihatan, ya?" tanyanya sarkastis.

"Well. Kedengarannya mereka tidak melakukan hal yang tidak baik" Aku berusaha menenangkan Jacob, membuatnya riang kembali.

"Hanya saja sikap mereka memang agak terlalu sok alim untuk anak geng."

"Yeah. Sok alim itu istilah yang tepat. Mereka selalu ingin pamer—seperti terjun tebing itu. Mereka bertingkah seperti... seperti, entahlah. Seperti cowok-cowok macho. Dulu pernah, waktu nongkrong di toko bersama Embry dan Quil, semester lalu, Sam datang bersama kronikroninya, Jared dan Paul. Quil mengatakan sesuatu, kau kan tahu dia suka omong besar dan omongannya membuat Paul jengkel. Matanya langsung berubah gelap, dan dia seperti tersenyum—bukan, dia memamer kan giginya rapi tidak tersenyum—dan sepertinya dia marah sekali sampai-sampai sekujur tubuhnya bergetar atau bagaimana. Tapi Sam meletakkan tangannya di dada Paul dan menggeleng. Paul memandanginya

sebentar dan kemudian tenang kembali. Terus terang, seolah-olah Sam-lah yang bisa menenangkannya—seakan-akan Paul bakal mencabik-cabik kami kalau tidak dihentikan Sam." Jacob mengerang. "Seperti film western kacangan. Kau tahu kan, Sam itu besar sekali, umurnya saja sudah dua puluh. Tapi Paul juga masih enam belas, lebih pendek daripada aku dan tidak segempal Quil. Kurasa, salah satu dari kami bisa saja mengalahkannya."

Penutup Novel Twilight (New Moon)PENGULANGAN Bab 42

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port PENGULANGAN Bab 42 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: