Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 137 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – EPILOG—KESEPAKATAN Bab 137
Mata Jacob menyala-nyala oleh kebencian saat ia me
berengut marah pada Edward.
"Aduh, Jake!" erangku.
"Aku memang sudah dihukum! Memangnya kaukira
kenapa aku tidak ke La Push dan menendang bokongmu karena kau tidak mau
menerima teleponku?" Mata Jacob berkelebat ke arahku, untuk pertama
kalinya tampak bingung.
"Jadi karena itu?" tanyanya, kemudian ia
mengunci mulut rapat-rapat, seperti menyesal telah kelepasan bicara.
"Dia kira akulah yang
tidak mengizinkan, bukan Charlie," Edward menjelaskan lagi.
"Hentikan," bentak
Jacob.
Edward tidak menanggapi. Jacob
bergetar hebat, kemudian ia menggertakkan giginya sekeras kepalan tangannya.
"Ternyata Bella tidak
melebih-lebihkan waktu dia bercerita tentang... kemampuanmu," katanya dari
sela-sela giginya.
"Jadi kau pasti sudah tahu
kenapa aku datang ke sini"
"Benar," jawab Edward
lirih.
"Tapi, sebelum kau mulai,
aku perlu mengatakan sesuatu." Jacob menunggu, membuka dan menutup telapak
tangannya sementara berusaha mengendalikan getaran tubuhnya yang merayapi kedua
lengan.
"Terima kasih," ucap
Edward, dan suaranya bergetar karena ketulusan hatinya.
"Aku tidak akan pernah bisa
mengungkapkan betapa besarnya rasa terima kasihku padamu. Aku berutang budi
padamu sepanjang sisa... eksistensiku”. Jacob menatapnya dengan pandangan
kosong getaran tubuhnya langsung berhenti. Ia melirik cepat ke arahku, rapi
raut wajahku sama bingungnya.
"Karena kau telah menjaga
Bella," Edward mengklarifikasi, suaranya parau dan bersungguhTiraikasih
sungguh.
"Saat aku... tidak ada
untuk menjaganya."
"Edward" aku membuka
mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Edward mengangkat sebelah tangan, matanya
tertuju kepada Jacob. Ekspresi mengerti menyapu wajah Jacob sesaat sebelum
topeng keras itu kembali.
"Aku tidak melakukannya
untukmu.”
“Aku tahu. Tapi itu tidak
menghapus perasaan terima kasih yang kurasakan. Kurasa kau perlu tahu.
Seandainya ada yang bisa kulakukan untukmu, selama itu masih dalam
kekuasaanku..." Jacob mengangkat sebelah alisnya yang hitam. Edward
menggeleng.
"Aku tidak punya kuasa
dalam hal itu.”
"Kuasa siapa, kalau
begitu?" geram Jacob.
Edward menunduk menatapku.
"Kuasanya. Aku cepat
belajar, Jacob Black, jadi aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama dua
kali. Aku akan tetap di sini sampai dia menyuruhku pergi." Sejenak aku
terhanyut dalam tatapan mata emasnya.
Tidak sulit memahami bagian
percakapan yang tak bisa kudengar itu. Satusatunya yang diinginkan Jacob dari
Edward adalah pergi dari sini.
“Tidak akan," bisikku,
mataku masih terpaku pada mata Edward.
Jacob membuat suara seperti mau muntah.
Dengan enggan kualihkan
tatapanku dari mata Edward, memandang Jacob dengan kening berkerut.
"Ada hal lain yang
kubutuhkan, Jacob? Kau ingin aku kena masalah – misimu sudah tercapai. Bisa
jadi Charlie akan mengirimku ke sekolah militer. Tapi itu tidak akan bisa
membuatku menjauhi Edward. Tidak ada yang bisa melakukan hal itu. Jadi, apa
lagi yang kauinginkan?" Jacob tak mengalihkan tatapannya dari Edward.
"Aku hanya perlu
mengingatkan teman-temanmu yang suka mengisap darah itu tentang beberapa poin
penting dalam kesepakatan yang telah mereka sepakati. Hanya karena perjanjian
itulah aku tidak mengoyak-ngoyak leher mereka saat ini juga."
"Kami belum lupa,"
sergah Edward, dan pada saat yang bersamaan aku menuntut,
"Poin-poin penting
apa?" Jacob masih memandang Edward garang, tapi ia menjawab pertanyaanku.
"Kesepakatan itu sangat
spesifik. Kalau salah seorang di antara mereka menggigit manusia, gencatan
senjata berakhir. Menggigit, bukan membunuh," ia menekankan.
Akhirnya, ia menatapku. Sorot
matanya dingin. Detik ini juga aku menangkap maksudnya, kemudian wajahku
berubah sedingin wajahnya.
"Itu sama sekali bukan
urusanmu."
"Enak saja—" hanya
itu yang sanggup dilontarkan Jacob.
Aku tidak mengira jawabanku yang terburuburu akan
mendatangkan respons sekeras itu.
Meski datang untuk menyampaikan
peringatan itu, Jacob pasti tidak tahu. Ia pasti mengira peringatan itu hanya
sebagai tindakan pencegahan. Ia tidak sadar – atau tidak mau percaya – bahwa
aku telah menentukan pilihan.
Bahwa aku benar-benar berniat
menjadi anggota keluarga Cullen. Jawabanku membuat Jacob nyaris kejangkejang.
Ia menempelkan tinjunya kuat-kuat ke pelipis, memejamkan mata rapat-rapat dan
membungkuk seperti berusaha mengendalikan entakan-entakan tubuhnya. Wajahnya
berubah hijau ke-kuningan di balik kulitnya yang cokelat kemerahan.
“Jake? Kau baik-baik saja?" tanyaku cemas.
Aku maju setengah langkah menghampirinya, tapi Edward
menyambar tubuhku dan menarikku dengan kasar ke belakangnya.
"Hati-hati! Dia tidak bisa menguasai diri,” ia
mengingatkanku. Tapi entah bagaimana Jacob sudah bisa menguasai diri; hanya
kedua lengannya yang gemetar sekarang. Ia merengut menatap Edward dengan
kebencian menyala-nyala.
"Ugh, Aku takkan mungkin menyakitinya."
Perubahan tekanan dalam kalimat Jacob barusan tidak luput dari perhatian Edward
maupun aku, begitu juga dengan tuduhan yang tersirat di dalamnya.
Desisan pelan terlontar dari bibir Edward. Refleks
Jacob mengepalkan tinjunya.
"BELLA!" raungan Charlie membahana dari arah
rumah.
"MASUK KE RUMAH SEKARANG JUGA!"
Kami langsung membeku,
mendengarkan kesunyian yang mengikutinya.
Penutup Novel Twilight (New Moon) – EPILOG—KESEPAKATAN Bab 137
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port KESEPAKATAN Bab
137 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab
berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab
berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.
0 comments: