Thursday, March 17, 2022

Bab 122 Novel Twilight (NEW MOON) – PENERBANGAN - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 122 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – PENERBANGAN Bab 122

"Terima kasih banyak," bisiknya di telingaku. Kemudian Esme memeluk Edward, dan ia terlihat seperti ingin menangis.

"Jangan pernah membuatku menderita seperti itu lagi,” Esme nyaris menggeram. Edward menyeringai, penuh penyesalan.

“Maaf, Mom.”

"Terima kasih Bella,” kata Carlisle.

“kami berutang budi padamu.”

“Ah, tidak,” gumamku. Tiba-tiba saja aku merasa letih sekali karena begadang semalaman.

Kepalaku terasa lepas dari tubuhku.

“Dia sangat kelelahan," Esme memarahi Edward.

"Mari kita bawa dia pulang."

Tidak yakin apakah saat ini ingin pulang, aku tersaruk-saruk, separo buta, melintasi bandara, Edward menyeretku di satu sisi, sementara Esme di sisi lain. Aku tidak tahu apakah Alice dan Jasper mengikuti di belakang kami atau tidak, dan aku terlalu lelah untuk melihat.

Kurasa aku tertidur, walaupun masih berjalan, saat kami sampai di mobil. Keterkejutan melihat Emmett dan Rosalie bersandar pada sedan hitam di bawah cahaya buram lampu-lampu garasi parkir membuatku tersentak.

Novel Twilight (NEW MOON)


Edward mengejang. "Jangan," bisik Esme.

"Rosalie merasa bersalah."

"Memang seharusnya begitu," tukas Edward, tidak berusaha memelankan suara.

"Itu bukan salahnya." belaku, kata-kataku tidak terdengar jelas karena kelelahan.

“Beri kesempatan padanya untuk meminta maaf," pinta Esme.

"Kami akan naik mobil bersama Alice dan Jasper."

Edward memandang garang pasangan vampir berambut pirang yang sangat memesona itu.

 “Kumohon, Edward," ujarku.

Sebenarnya aku juga tidak mau semobil dengan Rosalie, sama seperti Edward, tapi cukup sudah aku menyebabkan perpecahan dalam keluarga ini.

Edward mendesah, lalu menarikku ke mobil. Emmett dan Rosalie naik ke kursi depan tanpa bicara, sementara Edward lagi-lagi menarikku ke kursi belakang. Aku tahu aku tidak akan mampu melawan kelopak mataku lagi, jadi kubaringkan kepalaku di dadanya dengan sikap kalah,' membiarkan mataku terpejam. Kurasakan mesin mobil menderum pelan.

"Edward," Rosalie memulai.

"Aku tahu." Nada kasar Edward terdengar tidak ramah.

"Bella?" Rosalie bertanya lirih.

Kelopak mataku menggeletar terbuka dengan shock Ini pertama kalinya ia berbicara langsung padaku.

"Ya, Rosalie?" sahutku, ragu-ragu.

“Aku sangat menyesal, Bella. Aku merasa sangat bersalah telah menyebabkan semua ini, dan sangat bersyukur kau cukup berani untuk pergi dan menyelamatkan saudaraku setelah apa yang kuperbuat. Kuharap kau mau memaafkanku.” Kata-katanya canggung, terbata-bata karena malu, tapi terdengar tulus.

"Tentu saja, Rosalie," gumamku, menyambar kesempatan apa saja untuk membuatnya tidak membenciku lagi. “Ini bukan salahmu.

Akulah yang melompat dari tebing sialan itu. Tentu saja aku memaafkanmu.”

Kata-kataku terdengar mengantuk.

"Itu tidak masuk hitungan sampai dia sadar, Rose,” Emmet terkekeh.

"Aku sadar kok," tukasku; tapi suaraku terdengar seperti gumaman tidak jelas. Kemudian suasana sunyi, kecuali derum pelan suara mesin.

Aku pasti tertidur, karena rasanya baru beberapa detik kemudian pintu terbuka dan Edward membopongku turun dari mobil Mataku tidak mau membuka. Mulanya kukira kami masih di bandara.

Kemudian aku mendengar suara Charlie.

"Bella!" teriaknya dari jauh.

"Charlie,” gumamku, berusaha menghalau kantuk yang melandaku.

“Ssstt" bisik Edward.

"Semua beres; kau sudah sampai di rumah dan aman. Tidur sajalah."

“Berani-beraninya kau menunjukkan mukamu lagi di sini." Charlie memaki Edward. suaranya terdengar jauh lebih dekat sekarang.

"Sudahlah, Dad." erangku. Charlie tidak menggubrisku.

"Kenapa dia," tuntut Charlie.

"Dia hanya sangat lelah, Charlie,” Edward menenangkannya.

"Biarkan dia istirahat."

"Jangan ajari aku!" teriak Charlie.

"Berikan dia padaku. Jangan sentuh dia!” Edward berusaha menyerahkanku kepada Charlie, tapi aku mencengkeram tubuhnya kuatkuat, tak mau melepaskannya.

Aku bisa merasakan tangan ayahku menyentakkan lenganku.

“Hentikan, Dad," sergahku lebih keras lagi. Aku berhasil memaksa kelopak mataku membuka untuk menatap Charlie nanar.

"Marah saja padaku."

Saat itu kami berada di depan rumahku. Pintu depan terbuka lebar. Awan yang menaungi di atas kepala terlalu tebal hingga aku tak bisa memperkirakan jam berapa sekarang.

“Itu sudah pasti," tegas Charlie.

"Masuk ke dalam."

“Ke. Turunkan aku," desahku. Edward menurunkan aku.

Bisa kulihat bahwa aku berdiri, tapi aku tidak bisa merasakan kakiku. Aku maju sempoyongan, sampai trotoar berputar ke arah wajahku. Dengan tangkas Edward menyambarku sebelum wajahku mencium beton.

"Izinkan aku membawanya ke atas,” kata Edward.

"Setelah itu aku akan pergi."

"Jangan," tangisku, panik. Aku belum mendapatkan penjelasan apa-apa. Ia tidak boleh pergi dulu, setidaknya sampai ia menjelaskan semuanya, bukan begitu?

“Aku tidak akan jauh-jauh," Edward berjanji, berbisik sangat pelan di telingaku sehingga Charlie tidak mungkin bisa mendengar. Aku tidak mendengar Charlie menjawab, tapi Edward berjalan memasuki rumah. Mataku hanya sanggup bertahan sampai tangga. Hal terakhir yang kurasakan adalah tangan dingin Edward membuka cengkeraman jari-jariku dari kemejanya.

Penutup Novel Twilight (New Moon)PENERBANGAN Bab 122

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port PENERBANGAN Bab 122 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: