Tuesday, March 15, 2022

Bab 104 Novel Twilight (NEW MOON) – BERPACU - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 104 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – BERPACU Bab 104

Aku mencondongkan tubuh lebih dekat kepada Alice. Bibirnya tepat di telingaku saat ia membisikkan ceritanya.

"Aku kaget waktu kau mengenali nama itu," katanya.

"Bahwa kau langsung mengerti maksudku—waktu kukatakan Edward pergi ke Italia. Awalnya kukira aku harus menjelaskan. Seberapa banyak yang sudah diceritakan Edward padamu?"

"Dia hanya mengatakan mereka keluarga tua yang berkuasa, seperti bangsawan. Bahwa kau tidak boleh membuat mereka kesal kecuali kau ingin... mati," bisikku.

Kata terakhir itu sangat sulit diucapkan.

"Kau harus mengerti," ujar Alice, suaranya lebih lambat, lebih terukur.

"Kami keluarga Cullen unik dalam banyak hal, lebih daripada yang kauketahui. Sebenarnya... justru tidak normal kalau begitu banyak di antara kami bisa hidup bersama dalam damai. Sama halnya dengan keluarga Tanya di utara, dan Carlisle berspekulasi bahwa dengan tidak mengisap darah manusia, akan lebih mudah bagi kami untuk bisa hidup beradab, membentuk ikatan yang didasarkan pada kasih, bukan sematamata untuk bertahan hidup atau perasaan nyaman. Bahkan kelompok kecil James yang terdiri atas tiga vampir itu bisa dikatakan besar— dan kaulihat sendiri betapa mudahnya Laurent meninggalkan mereka. Biasanya jenis kami bepergian sendirian, atau berpasang-pasangan. Keluarga Carlisle yang terbesar saat ini, sepanjang pengetahuanku, kecuali satu keluarga lain. Keluarga Volturi. "Aslinya, mereka bertiga, Aro, Caius, dan Marcus."

Novel Twilight (NEW MOON)


“Aku pernah melihat mereka," gumamku.

"Di lukisan di ruang kerja Carlisle."

Alice mengangguk.

"Dua wanita bergabung dengan mereka kemudian, dan mereka berlima membentuk keluarga. Entahlah, tapi menurutku usia merekalah yang memberi mereka kemampuan untuk hidup bersama dengan damai. Usia mereka tiga ribu tahun lebih. Atau mungkin bakat khusus mereka yang membuat mereka sengaja bertoleransi. Seperti Edward dan aku, Aro dan Marcus juga... berbakat."

Alice melanjutkan ceritanya sebelum aku sempat bertanya.

“Atau mungkin juga kecintaan mereka pada kekuasaan yang menyatukan mereka. Menyebut mereka dengan istilah bangsawan adalah sangat tepat."

"Tapi kalau hanya lima—"

"Lima yang membentuk keluarga," Alice mengoreksi.

"Itu belum termasuk pengawal mereka." Aku menghela napas dalam-dalam.

"Kedengarannya... serius."

"Oh, memang," Alice meyakinkan aku.

“Ada sembilan pengawal tetap, begitulah yang terakhir kami dengar. Yang lain-lain... tidak tetap. Gontaganti. Dan banyak di antara mereka juga berbakat – dengan bakat-bakat luar biasa, membuat apa yang bisa kulakukan terlihat seperti tipuan murahan. Mereka dipilih keluarga Volruri karena kemampuan mereka, baik cara fisik maupun yang lain."

Aku membuka mulut, tapi lalu menutupnya lagi. Kurasa aku tak ingin tahu seberapa kecil peluang menang dari mereka.

Alice mengangguk lagi, seolah-olah mengerti apa yang kupikirkan.

"Mereka jarang terlibat konfrontasi. Tak ada yang setolol itu hingga mau mencari gara-gara dengan mereka. Mereka tetap tinggal di kota dan hanya pergi untuk melaksanakan kewajiban."

“Kewajiban?" aku keheranan.

"Edward tidak menceritakan padamu apa yang mereka lakukan?”

"Tidak," jawabku, merasa wajahku kosong tanpa ekspresi.

Alice melongok lagi ke balik bahuku, ke arah si lelaki pengusaha, lalu mendekatkan bibirnya yang sedingin es ke telingaku.

"Ada alasan mengapa Edward menyebut mereka bangsawan... kelas penguasa. Selama beribu-ribu tahun, mereka menjadi pihak yang menegakkan peraturan kami—itu berarti menghukum para pelanggarnya. Mereka melaksanakan kewajiban itu dengan tegas."

Mataku terbelalak shock.

"Jadi ada peraturan?" tanyaku, suaraku kelewat keras.

"Ssstt!"

"Kenapa tak ada yang memberi tahuku sebelumnya?" bisikku marah.

"Maksudku, aku ingin menjadi... salah satu dari kalian! Kenapa tidak ada yang menjelaskan aturan-aturannya padaku?"

Alice berdecak melihat reaksiku.

"Peraturannya tidak terlalu rumit, Bella. Hanya ada satu larangan—dan kalau kaupikir benar-benar, kau mungkin bisa menebaknya sendiri." Aku berpikir sebentar.

"Tidak, aku tidak tahu." Alice menggeleng, kecewa.

"Mungkin aturannya terlalu jelas. Kami – hanya harus merahasiakan eksistensi kami."

“Oh,” gumamku. Memang jelas sekali.

“Itu masuk akal, dan kebanyakan kami tidak butuh diawasi,” lanjut Alice.

"Tapi setelah beberapa abad, terkadang salah seorang di antara kami ada yang bosan. Atau gila. Entahlah. Dan saat itulah keluarga Volturi menengahi sebelum perbuatan para vampir itu bisa mengakibatkan hal buruk bagi mereka, atau bagi kami semua."

"Jadi Edward..."

"Berencana melecehkan peraturan itu di kota mereka sendiri—kota yang diam-diam telah mereka kuasai selama tiga ribu tahun, sejak Zaman Etruria. Saking protektifnya terhadap kota mereka, mereka tidak mengizinkan perburuan di dalam tembok kota. Bisa jadi Volterra kota teraman di dunia—setidaknya dari serangan vampir."

"Tapi katamu tadi mereka tidak pernah meninggalkan kota. Lantas bagaimana mereka makan?"

"Mereka tidak pergi. Mereka membawa makanan mereka dari luar, terkadang dari tempat-tempat sangat jauh. Dengan begitu para pengawal punya kegiatan lain bila tidak sedang menghabisi para vampir yang membelot. Atau melindungi Volterra dari hal-hal yang tak diinginkan..."

"Dari situasi seperti ini, seperti Edward," aku menyelesaikan kalimatnya.

Menakjubkan betapa mudahnya mengucapkan nama Edward sekarang. Aku tak yakin apa perbedaannya. Mungkin karena aku tak berniat hidup lebih lama lagi kalau tak bisa bertemu dengannya. Atau tidak hidup sama sekali, kalau kami terlambat. Tenang rasanya karena tahu aku bisa mengakhirinya dengan mudah.

"Aku ragu mereka pernah menghadapi situasi seperti ini,” gumam Alice, kesal.

"Tak banyak vampir yang ingin bunuh diri."

Suara yang keluar dari mulutku sangat pelan, tetapi Alice sepertinya mengerti itu jerit kesedihan.

Ia dengan lengannya yang kurus dan kokoh.

“Kita akan berusaha semampu kita, Bella. Ini belum berakhir.”

“Memang belum.” Aku membiarkan Alice menghiburku, meski tahu ia menganggap peluang kami sangat kecil.

“Dan keluarga Volturi akan menghabisi kita kalau kita gagal.”

Alice menegang. “Sepertinya kau malah senang.” Aku mengangkat bahu.

Penutup Novel Twilight (New Moon)BERPACU Bab 104

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port BERPACU Bab 104 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: