Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 103 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – BERPACU Bab 103
19. BERPACU
KAMI berhasil naik pesawat hanya beberapa detik
sebelum jadwal keberangkatan, dan siksaan sesungguhnya dimulai.
Pesawat bertengger di apron dengan mesin menyala
sementara para pramugari melenggang—begitu santainya—di sepanjang lorong
pesawat, menepuk-nepuk tas yang disimpan di kompartemen di atas tempat duduk,
memastikan semuanya beres.
Pilot-pilot mencondongkan tubuh dari kokpit, mengobrol
dengan pramugari-pramugari ketika mereka lewat. Tangan Alice terasa keras di
pundakku, menahanku tetap di kursi sementara aku bergerakgerak gelisah.
“Ini lebih cepat daripada
berlari," Alice mengingatkanku dengan suara pelan.
Aku hanya mengangguk sambil
terus bergerakgerak. Akhirnya pesawat bergulir pelan, sedikit demi sedikit
menambah kecepatan dan itu semakin menyiksaku. Kusangka aku bakal lega setelah
pesawat akhirnya lepas landas, tapi ketidaksabaran yang kurasakan ternyata tak
berkurang juga.
Alice sudah mengangkat telepon dari punggung kursi di
depannya sebelum pesawat berhenti menanjak, sengaja memunggungi pramugari yang
menatapnya tidak setuju. Namun sesuatu di ekspresiku membuat pramugari itu
mengurungkan niatnya untuk menghampiri dan menegur kami.
Aku berusaha menulikan telinga dari bisik-bisik Alice
dengan Jasper; aku tak ingin mendengar kata-katanya lagi, tapi ada juga
beberapa yang tanpa sengaja terdengar olehku.
“Aku tidak yakin, aku bolak-balik melihatnya melakukan
berbagai hal berbeda, berkali-kali berubah pikiran... Pembunuhan massal di
kota, menyerang penjaga, mengangkat mobil di atas kepala di alun-alun kota...
kebanyakan hal-hal yang akan mengekspos mereka—dia tahu itu cara paling cepat
memaksa mereka bereaksi...
"Tidak, tidak bisa." Suara Alice semakin
pelan hingga nyaris tak terdengar, walaupun aku duduk hanya beberapa sentimeter
di sebelahnya.
Aku menajamkan pendengaran.
"Katakan pada Emmett, jangan... Well, susul Emmett dan Rosalie dan bawa
mereka kembali... Pikirkan baik-baik, Jasper. Kalau dia melihat salah seorang
di antara kita, menurutmu, apa yang akan dia lakukan?" Alice mengangguk.
"Tepat sekali. Menurutku Bella-lah satu-satunya
kesempatan—kalau masih ada kesempatan... aku akan melakukan apa pun yang masih
bisa dilakukan, tapi siapkan Carlisle; kemungkinannya kecil."
Lalu ia tertawa, kemudian
suaranya tercekat.
“Aku juga sudah memikirkan hal
itu... Ya, aku janji."
Suaranya berubah memohon.
"Jangan ikuti aku. Aku janji,
Jasper. Bagaimanapun caranya, aku akan keluar... Dan aku cinta padamu.”
Alice menutup telepon, dan
bersandar di kursinya dengan mata terpejam.
"Aku benci harus berbohong
padanya.”
"Ceritakan semua padaku, Alice," pintaku.
“Aku tidak mengerti. Menapa kau menyuruh Jasper
menghentikan Emmett, menapa mereka tidak boleh datang menolong kita?"
"Dua alasan," bisik Alice, matunya masih
terpejam.
"Yang pertama sudah kukatakan padanya. Kami bisa
saja berusaha menghentikan Edward sendiri—kalau Emmett bisa menemukannya,
mungkin kami bisa meyakinkan dia bahwa kau masih hidup. Tapi kami takkan
berhasil mendekati Edward diam-diam. Dan kalau dia melihat kami datang
mencarinya, dia justru akan bertindak lebih cepat. Dia akan melemparkan Buick
ke tembok batu atau semacamnya, dan keluarga Volturi akan melumpuhkannya.
"Ada alasan kedua tentu saja, alasan yang tidak
bisa kuungkapkan pada Jasper.Karena bila mereka ada di sana dan keluarga
Volturi membunuh Edward, mereka pasti akan melawan keluarga Volturi,
Bella." Alice membuka matanya dan menatapku, memohon.
"Kalau saja ada kesempatan kami bisa menang...
kalau saja ada kesempatan kami berempat bisa menyelamatkan saudara kami dengan
bertempur untuknya, mungkin ceritanya akan lain. Tapi kami tidak bisa, dan,
Bella, aku tidak sanggup kehilangan Jasper seperti itu."
Sadarlah aku mengapa mata Alice
memohon pengertianku. Ia melindungi Jasper, dengan mempertaruhkan nyawa kami
sendiri, dan mungkin nyawa Edward juga.
Aku mengerti, dan aku tidak
berpikir buruk tentangnya. Aku mengangguk.
“Apakah Edward tidak bisa mendengarmu?" tanyaku.
"Tidak bisakah dia tahu, begitu mendengar
pikiranmu, bahwa aku masih hidup, bahwa tidak ada gunanya melakukan hal
ini?"
Bukan berarti kalau aku sudah
mati ia bisa dibenarkan melakukannya. Aku masih tidak percaya ia sanggup
bereaksi seperti ini. Sungguh tak masuk akal! Aku ingat sangat jelas
katakatanya hari itu di sofa, ketika kami nonton Romeo dan Juliet bunuh diri,
yang satu menyusul yang lain.
Aku tidak mau hidup tanpa kau, begitu kata Edward waktu itu,
seolah-olah itu kesimpulan yang sangat jelas. Tapi kata-kata yang diucapkannya
di hutan saat ia meninggalkanku telah membuyarkan semua itu—secara paksa.
"Kalau dia
mendengarkan," Alice menjelaskan.
"Tapi percaya atau tidak,
mungkin saja untuk membohongi pikiranmu. Seandainya kau sudah meninggal, aku
akan tetap berusaha menghentikannya. Dan aku akan berpikir 'Bella masih hidup,
Bella masih hidup sekuat tenaga. Dia tahu itu "
Kukertakkan gigiku dengan
perasaan frustrasi.
"Kalau kami bisa melakukan
ini tanpa kau, Bella, aku tidak akan membahayakan keselamatanmu seperti ini.
Tindakanku ini sangat tidak bisa dibenarkan."
"Jangan tolol. Itu hal terakhir yang seharusnya
kaukhawatirkan" Aku menggeleng dengan sikap tak sabar.
"Ceritakan apa yang kaumaksud waktu bilang kau
tidak suka harus membohongi Jasper." Alice menyunggingkan senyum muram.
"Aku berjanji padanya akan keluar sebelum mereka
membunuhku juga. Padahal aku tidak bisa menjamin—itu sangat tidak
mungkin." Alice mengangkat alis, seolah-olah berusaha meyakinkanku untuk
lebih serius lagi menanggapi bahaya itu.
"Siapa sebenarnya keluarga
Volturi ini?" tanyaku berbisik.
"Apa yang membuat mereka
jauh lebih berbahaya dari pada Emmett, Jasper, Rosalie, dan kau?" Sulit
membayangkan hal lain yang lebih mengerikan daripada itu.
Alice menarik napas dalam-dalam, sekonyongkonyong
melayangkan pandangan tidak suka ke balik bahuku Aku menoleh dan masih sempat
melihat lelaki yang duduk di seberang gang membuang muka. seakan-akan tidak
sedang menguping pembicaraan kami.
Kelihatannya ia pengusaha, bersetelan jas lengkap dengan
dasi dan laptop di pangkuan. Ketika aku menatapnya kesal, lelaki itu membuka
komputer dan dengan lagak terang-terangan memasang headphone di telinganya.
Penutup Novel Twilight (New Moon) – BERPACU Bab 103
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port BERPACU Bab 103 ?
keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya.
Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan
mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.
0 comments: