Novel Twilight, ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada
orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight Bab 95 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – PERBURUAN Bab 95
18. PERBURUAN
MEREKA muncul satu per satu dari tepi hutan,
terpisahpisah sejauh dua belas meter. Laki-laki yang pertama muncul langsung
mundur, membiarkan laki-laki yang lain berdiri di depan, menempatkan dirinya di
dekat laki-laki tinggi berambut gelap yang sikapnya jelas menunjukkan dialah
pemimpin mereka.
Yang ketiga wanita; dari jarak ini aku hanya bisa
melihat bahwa rambutnya bernuansa kemerahan yang mengagumkan.
Mereka bergerak saling mendekat sebelum dengan
hatihati menghampiri keluarga Edward, memperlihatkan rasa hormat alami
sekelompok predator ketika bertemu jenisnya sendiri dalam kelompok yang lebih
besar dan asing.
Ketika mereka mendekat, bisa kulihat betapa
berbedanya mereka dengan keluarga Cullen. Langkah mereka pelan, anggun, langkah
yang secara konstan nyaris berubah siap menerkam.
Mereka berpakaian ala backpacker umumnya: jins dan
atasan kasual berkancing yang terbuat dari bahan tebal dan tahan lama.
Namun pakaian mereka tampak usang karena sering
dipakai dan mereka bertelanjang kaki. Kedua laki-laki itu berambut cepak,
rambut si wanita yang berwarna jingga terang dipenuhi dedaunan dan serpihserpihan
hutan.
Mata mereka yang tajam dengan hati-hati mengamati
postur Carlisle yang elegan dan sempurna. Ia berdiri diapit Emmett dan Jasper.
Para pendatang itu melangkah hati-hati menghampiri mereka, dan tanpa komunikasi
yang kentara, mereka masing-masing menyesuaikan diri dan bersikap lebih santai
serta berwibawa.
Laki-laki yang berdiri di depan jelas yang paling tampan,
kulitnya bernuansa hijau di balik warna pucat yang sama, rambutnya hitam
mengilap. Postur tubuhnya sedang, ototnya kekar tentu saja, tapi kalah jauh
dari Emmett. Ia tersenyum ramah, memamerkan gigi putihnya. Si perempuan lebih
liar, dengan resah ia bergantian menatap para laki-laki di depannya serta yang
berdiri di sekitarku, rambutnya yang berantakan berkibaran dalam angin yang bertiup
pelan. Posturnya sangat anggun.
Lakilaki kedua berdiri diam di belakang mereka, tubuhnya
lebih ramping daripada si pemimpin, rambutnya yang cokelat muda serta
bagian-bagian lainnya biasa-biasa saja. Matanya, meskipun diam, entah mengapa
tampak paling waspada.
Mata mereka juga berbeda. Bukan warna emas atau hitam
seperti yang kuharapkan, tapi warna burgundy gelap yang keji dan mengancam.
Sambil masih tersenyum, laki-laki berambut gelap
melangkah maju ke arah Carlisle.
“Kami kira kami mendengar permainan." katanya
santai dengan sedikit logat Prancis.
"Aku Laurent, ini Victoria dan James.” Ia
menunjuk vampir-vampir di sebelahnya.
“Aku Carlisle. Ini keluargaku, Emmett dan Jasper,
Rosalie, Esme dan Alice. Edward dan Bella." Ia sengaja tidak menunjuk kami
satu per satu. Aku terkejut ketika ia menyebut namaku.
“Ada ruang untuk beberapa pemain lagi?" tanya
Laurent ramah.
Carlisle membalas dengan sama ramahnya.
“Sebenarnya, kami baru saja selesai. Tapi lain kali
kami jelas tertarik mengajak kalian bermain. Apakah kalian berencana tinggal
lama di daerah ini?"
"Kami sedang menuju utara, tapi kami penasaran
ingin melihat siapa yang ada di sekitar sini. Sudah lama kami belum berjumpa
siapa-siapa."
"Tidak, wilayah ini biasanya kosong kecuali kami
dan terkadang beberapa pengunjung seperti kalian." Suasana tegang perlahan
berganti menjadi pembicaraan santai; kurasa Jasper menggunakan bakatnya yang
tidak biasa untuk mengendalikan situasi.
"Jangkauan berburu kalian mencakup mana
saja?" Laurent bertanya dengan sikap santai.
Carlisle mengabaikan maksud di balik pertanyaan itu.
"Di sini, di Olympic Range,
di sekitar Coast Ranges untuk waktu tertentu. Kami mempunyai tempat tinggal
permanen di dekat sini. Ada lagi yang menetap permanen seperti kami di dekat
Denali."
Laurent mengetuk-ngetukkan kakinya perlahan.
“Permanen? Bagaimana kalian mengaturnya?" Ada rasa penasaran yang murni
dalam suaranya.
"Kenapa kalian tidak ikut ke rumah kami dan kita
bisa mengobrol dengan nyaman?" undang Carlisle. "Ceritanya agak
panjang."
James dan Victoria bertukar pandang kaget mendengar
kata ‘rumah’, tapi Laurent lebih pandai mengendalikan ekspresinya.
"Kedengarannya sangat menarik dan
bersahabat." Senyumnya ramah.
"Kami telah berburu sepanjang perjalanan dari
Ontario, dan sudah lama belum sempat membersihkan diri" Ia mengagumi
penampilan Carlisle yang beradab.
"Kumohon jangan tersinggung tapi kami akan
menghargai bila kalian tidak berburu di sekitar daerah ini. Kalian mengerti,
kami harus menjaga agar eksistensi kami tetap terjaga," Carlisle
menjelaskan.
"Tentu saja." Laurent mengangguk. "Kami
tentu tidak akan melanggar teritori kalian. Lagi pula, kami baru saja bersantap
di luar Seattle." Ia tertawa. Rasa ngeri menjalar di tulang punggungku.
"Akan kami tunjukkan jalannya kalau kalian ingin
lari bersama kami—Emmett dan Alice, kalian bisa pergi bersama Edward dan Bella
ke Jeep," Carlisle menambahkan dengan tenang.
Tiga hal tampaknya terjadi secara bersamaan ketika
Carlisle bicara. Rambutku berantakan ditiup angin,
tubuh
Edward menegang dan laki-laki kedua, James, tiba-tiba
memutar kepalanya, mengamatiku, hidungnya mengendusendus.
Tubuh mereka langsung menegang ketika James maju selangkah
dan siap menerkam. Edward memperlihatkan giginya, balas siap menerkam,
menggeram penuh ancaman.
Sama sekali bukan geraman main-main yang kudengar tadi
pagi; melainkan hal paling mengerikan yang pernah kudengar. Rasa ngeri pun
menjalar dari ujung rambut hingga ke ujung kakiku.
"Apa ini?" Laurent blak-blakan menunjukkan rasa
terkejutnya.
Baik Edward maupun James tidak mengubah pose agresif
mereka. James bergerak sedikit ke samping, dan sebagai jawabannya Edward
bergeser.
“Dia bersama kami." Jawaban Carlisie yang tegas
diarahkan langsung kepada James.
Laurent sepertinya tidak mencium aroma tubuhku setajam James,
tapi sekarang tampaknya ia sudah menyadarinya.
"Kalian membawa snack?” tanyanya, ekspresinya
keheranan saat ia melangkah enggan ke depan.
Edward menggeram bahkan lebih menakutkan lagi,
bengis, bibirnya terangkat tinggi memamerkan giginya yang berkilauan. Laurent
melangkah mundur.
"Kubilang dia bersama kami," Carlisle
mengulangi katakatanya dengan tegas.
Penutup Novel Twilight – PERBURUAN Bab 95
Gimana Novel twilight – Port PERBURUAN Bab 95 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa
yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya.
Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.