Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang
tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight (New Moon) Bab 14 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – JAHITAN Bab 14
Lagu ninaboboku terus mengalun,
lembut dan lirih, di latar belakang.
"Sudah malam," kata
Edward. Ia meraup dan menggendongku dengan satu tangan, sementara tangan
satunya membuka penutup tempat tidur. Lalu ia membaringkanku dengan posisi
kepala di atas bantal, kemudian menyelimutiku. Ia berbaring di sebelahku—di
atas selimut agar aku tidak kedinginan— dan meletakkan lengannya di atas
tubuhku.
Aku menyandarkan kepala di
bahunya dan mengembuskan napas bahagia.
"Terima kasih sekali
lagi," bisikku.
"Terima kasih
kembali." Sejenak suasana sunyi sementara aku mendengarkan lagu ninaboboku
berakhir. Lagu lain mulai. Aku mengenalinya sebagai lagu favorit Esme.
"Kau sedang memikirkan apa?" bisikku.
Edward ragu-ragu sejenak
sebelum menjawab. "Sebenarnya, aku sedang berpikir tentang apa yang benar
dan yang salah."
Aku merasakan sekujur tubuhku
bergidik. "Kau ingat kan, aku tadi memutuskan ingin kau tidak mengabaikan
hari ulang tahunku?" aku buru-buru bertanya, berharap ia tidak tahu aku
berusaha mengalihkan perhatiannya.
“Ya," Edward sependapat,
waspada.
“Well, aku sedang berpikir-pikir, karena sekarang masih hari ulang
tahunku, aku ingin kau menciumku lagi."
“Kau serakah malam ini."
"Ya, memang—tapi please, jangan lakukan apa pun yang
tidak ingin kaulakukan," aku menambahkan, kesal.
Edward tertawa, kemudian mendesah. "Semoga surga
mencegahku melakukan hal-hal yang tidak ingin kulakukan," katanya dengan
nada putus asa yang aneh saat ia meletakkan tangannya di bawah daguku dan
mendongakkan wajahku.
Ciuman kami diawali seperti biasa—Edward tetap
sehati-hati biasanya, dan seperti biasa pula, jantungku mulai bereaksi
berlebihan. Kemudian sesuatu sepertinya berubah. Tiba-tiba saja bibir Edward
melumat bibirku lebih ganas, tangannya menyusup masuk ke rambutku dan mendekap
wajahku erat-erat. Dan, walaupun tanganku juga menyusup masuk ke rambutnya, dan
meski jelas aku mulai melanggar batas kehati-hatiannya,
namun sekali ini ia tidak
menghentikanku. Tubuhnya dingin di balik selimut yang tipis, tapi aku
menempelkan tubuhku erat-erat ke tubuhnya. Ia berhenti begitu tiba-tiba;
didorongnya aku dengan kedua tangan yang lembut tapi tegas.
Aku terhenyak ke atas bantal,
terengah-engah, kepalaku berputar. Sesuatu menarik-narik ingatanku, tapi aku
tak kunjung bisa meraihnya.
"Maaf," kata Edward,
napasnya juga terengahengah.
"Itu tadi sudah melanggar
batas."
“Aku tidak keberatan,"
kataku megap-megap.
Edward mengerutkan kening padaku
dalam gelap.
"Cobalah untuk tidur,
Bella."
"Tidak, aku ingin kau
menciumku lagi."
“Kau menilai pengendalian
diriku kelewat tinggi."
"Mana yang lebih membuatmu
tergoda, darahku atau tubuhku?" tantangku.
"Dua-duanya," Edward
nyengir sekilas, meski sebenarnya tak ingin, lalu kembali serius.
"Sekarang, bagaimana kalau
kau berhenti mempertaruhkan peruntunganmu dan pergi tidur?"
"Baiklah," aku
setuju, meringkuk lebih rapat padanya.
Aku benar-benar lelah. Ini hari
yang panjang dalam banyak hal, namun aku tidak merasa lega saat hari ini
berakhir. Seakan-akan ada hal lain yang lebih buruk bakal terjadi besok.
Firasat konyol—kejadian apa yang lebih buruk
daripada hari ini tadi? Pasti
hanya karena aku shock.
Berusaha agar tidak ketahuan,
aku menempelkan lenganku yang sakit di bahu Edward, supaya kulitnya yang dingin
bisa meredakan sakitku. Seketika itu juga nyerinya hilang.
Aku sudah hampir tertidur, mungkin malah sudah separo
tidur, waktu mendadak aku sadar ciuman Edward tadi mengingatkan aku pada apa:
musim semi lalu, ketika harus meninggalkanku untuk menyesatkan James, Edward
memberiku ciuman perpisahan, tidak tahu kapan—atau apakah—kami akan bertemu
lagi. Ciuman tadi juga nyaris terasa menyakitkan, seperti ciuman itu, meski
entah untuk alasan apa, aku tak bisa membayangkannya. Aku bergidik dalam
tidurku, seolah-olah aku sudah mengalami mimpi buruk.
Penutup Novel Twilight (New Moon) – JAHITAN Bab 14
Gimana Novel twilight (New Moon) – Port JAHITAN Bab
14 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab
berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab
berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.
0 comments: