Tuesday, February 22, 2022

Bab 14 Novel Twilight (NEW MOON) – JAHITAN - Baca Di Sini

Novel Twilight (New Moon), ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight (New Moon) Bab 14 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – JAHITAN Bab 14

Lagu ninaboboku terus mengalun, lembut dan lirih, di latar belakang.

"Sudah malam," kata Edward. Ia meraup dan menggendongku dengan satu tangan, sementara tangan satunya membuka penutup tempat tidur. Lalu ia membaringkanku dengan posisi kepala di atas bantal, kemudian menyelimutiku. Ia berbaring di sebelahku—di atas selimut agar aku tidak kedinginan— dan meletakkan lengannya di atas tubuhku.

Aku menyandarkan kepala di bahunya dan mengembuskan napas bahagia.

"Terima kasih sekali lagi," bisikku.

"Terima kasih kembali." Sejenak suasana sunyi sementara aku mendengarkan lagu ninaboboku berakhir. Lagu lain mulai. Aku mengenalinya sebagai lagu favorit Esme.

"Kau sedang memikirkan apa?" bisikku.

Edward ragu-ragu sejenak sebelum menjawab. "Sebenarnya, aku sedang berpikir tentang apa yang benar dan yang salah."

Novel Twilight (NEW MOON)


Aku merasakan sekujur tubuhku bergidik. "Kau ingat kan, aku tadi memutuskan ingin kau tidak mengabaikan hari ulang tahunku?" aku buru-buru bertanya, berharap ia tidak tahu aku berusaha mengalihkan perhatiannya.

“Ya," Edward sependapat, waspada.

Well, aku sedang berpikir-pikir, karena sekarang masih hari ulang tahunku, aku ingin kau menciumku lagi."

“Kau serakah malam ini."

"Ya, memang—tapi please, jangan lakukan apa pun yang tidak ingin kaulakukan," aku menambahkan, kesal.

Edward tertawa, kemudian mendesah. "Semoga surga mencegahku melakukan hal-hal yang tidak ingin kulakukan," katanya dengan nada putus asa yang aneh saat ia meletakkan tangannya di bawah daguku dan mendongakkan wajahku.

Ciuman kami diawali seperti biasa—Edward tetap sehati-hati biasanya, dan seperti biasa pula, jantungku mulai bereaksi berlebihan. Kemudian sesuatu sepertinya berubah. Tiba-tiba saja bibir Edward melumat bibirku lebih ganas, tangannya menyusup masuk ke rambutku dan mendekap wajahku erat-erat. Dan, walaupun tanganku juga menyusup masuk ke rambutnya, dan meski jelas aku mulai melanggar batas kehati-hatiannya,

namun sekali ini ia tidak menghentikanku. Tubuhnya dingin di balik selimut yang tipis, tapi aku menempelkan tubuhku erat-erat ke tubuhnya. Ia berhenti begitu tiba-tiba; didorongnya aku dengan kedua tangan yang lembut tapi tegas.

Aku terhenyak ke atas bantal, terengah-engah, kepalaku berputar. Sesuatu menarik-narik ingatanku, tapi aku tak kunjung bisa meraihnya.

"Maaf," kata Edward, napasnya juga terengahengah.

"Itu tadi sudah melanggar batas."

“Aku tidak keberatan," kataku megap-megap.

Edward mengerutkan kening padaku dalam gelap.

"Cobalah untuk tidur, Bella."

"Tidak, aku ingin kau menciumku lagi."

“Kau menilai pengendalian diriku kelewat tinggi."

"Mana yang lebih membuatmu tergoda, darahku atau tubuhku?" tantangku.

"Dua-duanya," Edward nyengir sekilas, meski sebenarnya tak ingin, lalu kembali serius.

"Sekarang, bagaimana kalau kau berhenti mempertaruhkan peruntunganmu dan pergi tidur?"

"Baiklah," aku setuju, meringkuk lebih rapat padanya.

Aku benar-benar lelah. Ini hari yang panjang dalam banyak hal, namun aku tidak merasa lega saat hari ini berakhir. Seakan-akan ada hal lain yang lebih buruk bakal terjadi besok.

Firasat konyol—kejadian apa yang lebih buruk

daripada hari ini tadi? Pasti hanya karena aku shock.

Berusaha agar tidak ketahuan, aku menempelkan lenganku yang sakit di bahu Edward, supaya kulitnya yang dingin bisa meredakan sakitku. Seketika itu juga nyerinya hilang.

Aku sudah hampir tertidur, mungkin malah sudah separo tidur, waktu mendadak aku sadar ciuman Edward tadi mengingatkan aku pada apa: musim semi lalu, ketika harus meninggalkanku untuk menyesatkan James, Edward memberiku ciuman perpisahan, tidak tahu kapan—atau apakah—kami akan bertemu lagi. Ciuman tadi juga nyaris terasa menyakitkan, seperti ciuman itu, meski entah untuk alasan apa, aku tak bisa membayangkannya. Aku bergidik dalam tidurku, seolah-olah aku sudah mengalami mimpi buruk.

Penutup Novel Twilight (New Moon)JAHITAN Bab 14

Gimana Novel twilight (New Moon) – Port JAHITAN Bab 14 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: