Sunday, February 6, 2022

Bab 114 Novel Twilight – PETAK UMPET - Baca Di Sini

Novel Twilight, ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.

Dalam novel ini Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis, permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.

Sebelum kamu membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.

Ok, Silahkan baca novel Twilight Bab 114 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.

Baca Novel Twilight – PETAK UMPET Bab 114

“Maafkan hal tadi, Bella, tapi tidakkah lebih baik kalau ibumu tak perlu terlibat urusan kita?” Suaranya sopan, ramah.

Dan tiba-tiba aku tersadar. Ibuku aman. Ia masih di Florida. Ia tak pernah menerima pesanku. Ia tak pernah dibuat ketakutan oleh mata merah gelap milik wajah amat pucat di depanku ini.

Ibuku aman. “Ya,” aku menjawab, suaraku lega. “Kau tak terdengar marah meskipun aku telah mengelabuimu.”

“Memang tidak.” Suaraku yang tiba-tiba meninggi memicu keberanianku.

Apa artinya sekarang? Sebentar lagi segalanya bakal berakhir.

Charlie dan Mom takkan pernah terluka, tak perlu merasa takut. Aku nyaris pusing. Bagian analitis dalam benakku mengingatkan bahwa aku nyaris meledak akibat tekanan yang kurasakan.

“Betapa aneh. Kau benar-benar tulus dengan perkataanmu” Matanya yang gelap menilaiku dengan sangat tertarik.

Iris nyaris hitam, hanya ada sedikit nuansa kemerahan di sekelilingnya. Haus.

Novel Twilight


“Kalian manusia bisa lumayan menarik. Kurasa aku bisa membayangkan gambaranmu. Mengagumkan – sebagian kalian sepertinya sama sekali tidak memikirkan kepentingan sendiri.” Ia berdiri beberapa meter dariku, tangan dilipat, menatapku dengan sorot penasaran.

Tak ada kebengisan pada wajah atau sikap tubuhnya. Tampangnya sangat biasa, sama sekali tak ada yang istimewa pada wajah maupun tubuhnya.

Hanya kulitnya yang putih dan mata berkantong yang sudah biasa bagiku. Ia mengenakan kaus lengan panjang biru pucat dan jins belel.

“Kurasa kau akan memberitahuku bahwa kekasihmu akan membalaskan dendam untukmu?” ia bertanya, dan bagiku ia seperti berharap-harap.

“Tidak, kurasa tidak. Setidaknya, aku memintanya untuk tidak melakukannya.”

“Apa katanya?”

“Aku tidak tahu.” Rasanya aneh sekali bisa berkomunikasi dengan pemburu yang sopan ini.

“Aku meninggalkan surat untuknya.”

“Betapa romantis, surat terakhir. Dan menurutmu dia akan menghargainya?” Suaranya hanya sedikit tegang sekarang nada sinis mewarnai nada bicaranya yang sopan.

“Kuharap begitu.”

“Hmmm. Well, kalau begiru harapan kita berbeda. Kau tahu, semua ini sedikit terlalu mudah, kelewat cepat. Sejujurnya, aku kecewa. Aku mengharapkan tantangan yang lebih besar. Lagi pula, aku hanya memerlukan sedikit keberuntungan.” Aku menunggu dalam diam.

“Ketika Victoria tak dapat menyentuh ayahmu, aku menyuruhnya mencari tahu lebih banyak tentangmu. Tak ada gunanya berlari mengejarmu ke seluruh dunia padahal aku bisa menunggu nyaman di tempat yang kutentukan. Jadi, setelah berbicara dengan Victoria, kuputuskan untuk pergi ke Phoenix mengunjungi ibumu. Kudengar kau ingin pulang. Awalnya, aku tak pernah mengira kau bersungguhsungguh.

Kemudian aku bertanya-tanya. Manusia bisa sangat mudah ditebak; mereka suka berada di tempat familier, tempat aman. Dan bukankah ini rencana yang sempurna, pergi ke tempat terakhir yang mungkin menjadi tempat persembunyianmu—tempat yang katamu akan kaudatangi.

“Tapi tentu saja aku tidak yakin, itu hanya dugaan. Aku biasanya punya insting mengenai mangsa yang kuburu, kau boleh menyebutnya indra keenam.

Aku mendengarkan pesanmu setibanya di rumah ibumu, tapi tentu saja aku tak yakin dari mana kau menelepon. Memiliki nomormu tentu sangat berguna, tapi kau bisa saja berada di Antartika, dan permainan ini takkan berjalan kecuali kau di dekat-dekat sini.

“Kemudian kekasihmu naik pesawat ke Phoenix. Victoria mengawasi mereka untukku, tentu saja. Dalam sebuah permainan dengan banyak pemain, aku tak bisa bekerja sendirian, Jadi mereka memberitahu apa yang kuharapkan, bahwa kau ada di sini. Aku sudah siap; aku telah menyaksikan semua video rekamanmu yang menarik. Kemudian tinggal sedikit gertakan saja.”

“Sangat mudah, kau tahu, tidak terlalu memenuhi standarku. Jadi. Begini, kuharap kau salah mengena, kekasihmu. Edward. Bukan?”

Aku tak menyahut. Nyaliku benar-benar ciut. Aku punya firasat sebentar lagi ia akan mencapai tujuannya yang sebenarnya. Dan kemenangannya sama sekali tak ada hubungannya denganku. Tak ada kepuasan dalam mengalahkan diriku, manusia lemah ini.

“Apakah kau sangat keberatan kalau aku meninggalkan pesan untuk Edward-mu?”

Ia mundur selangkah dan menyentuh video kamera digital seukuran telapak tangan, dengan hati-hati meletakkannya di atas stereo. Nyala lampu merah kecil menandakan alat itu sudah mulai merekam. Ia mengaturnya beberapa kali, melebarkan lensanya. Aku menatapnya ngeri.

“Maafkan aku, tapi aku hanya berpikir dia takkan mampu menahan diri untuk tidak memburuku setelah menyaksikan ini. Dan aku tak ingin dia melewatkan apa pun. Tentu saja, ini semua untuknya. Kau hanya manusia, yang sayang sekali berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah, dan tak diragukan lagi, boleh kutambahkan, berada bersama kelompok yang salah.”

Ia menghampiriku, tersenyum. “Sebelum kita mulai...”

Perutku mual ketika ia berbicara. Sesuatu yang tidak kuperkirakan.

“Aku senang memanas-manasi sedikit. Sebenarnya jawabannya sudah ada di sana selama ini, dan aku begitu takut Edward akan mengetahuinya dan merusak kesenanganku. Hal seperti itu pernah terjadi, oh, sudah lama sekali. Satu-satunya mangsaku yang berhasil kabur dariku.

Penutup Novel Twilight – PETAK UMPET Bab 114

Gimana Novel twilight – Port PETAK UMPET Bab 114 ? keren kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.

Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: