Novel Twilight, ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada
orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight Bab 72 yang dipersembahkan oleh Admin white novel. Semoga
bisa memberi hiburan, insipirasi dan solusi bagi setiap masalah yang kamu
hadapi.
Baca Novel Twilight – Tekad Yang Kuat Mengalahkan Segala Hambatan Fisik Bab 72
Mereka mengembangkan kesadaran, begitu kami
menyebutnya, tanpa bimbingan dari luar. Jasper berasal dari keluarga... lain,
jenis keluarga yang sangat berbeda. Dia tertekan, dan akhirnya memilih
mengembara sendirian. Alice menemukannya. Seperti aku, Alice memiliki bakat
khusus di atas dan melampaui rata-rata jenis kami.”
"Sungguh?" selaku, terkesima.
"Tapi karamu, kau satusatunya yang bisa
mendengarkan pikiran orang lain." "Memang benar. Alice mengetahui hal
lain. Dia melihat hal-hal—hal-hal yang mungkin terjadi, hal-hal yang akan
datang. Tapi itu sangat subjektif. Masa depan tidak terukir di atas batu.
Segala sesuatu berubah." Rahangnya mengeras ketika mengatakan itu, dan
matanya tertuju padaku, lalu berlalu begitu cepat sehingga aku tak yakin bahwa
aku hanya mengkhayalkannya.
"Hal-hal apa yang dilihatnya?"
"Dia melihat Jasper dan tahu dia mencari dirinya
bahkan sebelum Jasper sendiri mengetahui hal itu. Dia melihat Carlisle dan
keluarga kami, dan mereka datang bersamasama menemui kami. Alice paling
sensitif terhadap makhluk bukan-manusia. Dia selalu melihat, contohnya, ketika
kelompok lain jenis kami mendekat. Dan ancaman apa pun yang mungkin
ditimbulkan."
"Apakah jenis kalian... ada banyak?" Aku
terkejut. Berapa banyakkah dari mereka yang bisa berjalan di antara manusia
tanpa terdeteksi?
"Tidak, tidak banyak. Tapi kebanyakan tidak akan
menetap di satu tempat. Hanya yang seperti kami, yang telah berhenti memburu
kalian manusia"-ia mengerling licik padaku—"bisa hidup bersama
manusia selama apa pun. Kami hanya menemukan seperti kami, di desa kecil di
Alaska. Kami hidup bersama untuk waktu yang lama, tapi jumlah kami terlalu
banyak sehingga manusia mulai menyadari keberadaan kami. Jenis seperti kami
yang hidup... secara berbeda cenderung berkumpul bersama.
"Dan yang lain?"
"Kebanyakan berpindah-pindah. Dari waktu ke
waktu kami hidup seperti itu. Seperti yang lainnya, kebiasaan ini mulai
membosankan. Kadang-kadang kami bertemu yang lain, karena kebanyakan dari kami
lebih menyukai daerah Utara."
"Kenapa begitu?"
Kami telah sampai di depan rumahku sekarang, dan ia
mematikan truk. Suasana sangat tenang dan gelap; tak ada bulan. Lampu teras
mati, jadi aku tahu ayahku belum pulang.
"Kau memerhatikan sore tadi?" godanya.
"Kaupikir aku bisa berjalan bebas di jalanan di
bawah sinar matahari tanpa menyebabkan kecelakaan lalu lintas? Ada alasan
mengapa kami memilih Semenanjung Olympic, salah satu tempat di dunia dengan
sinar matahari paling sedikit. Rasanya menyenangkan bisa keluar di siang hari.
Kau takkan percaya betapa membosankannya malam setelah delapan puluh tahun yang
aneh."
“Jadi dari situkah asal-muasal legenda itu?"
"Barangkali."
“Dan Alice berasal dari keluarga yang lain, seperti
Jasper?"
“Tidak, dan itu adalah misteri. Alice tidak ingat
kehidupan manusianya sama sekali. Dan dia tidak tahu siapa yang menciptakannya.
Dia terbangun sendirian. Siapa pun yang menciptakannya telah meninggalkannya,
dan tak satu pun dari kami mengerti kenapa, atau bagaimana orang itu bisa
melakukannya. Seandainya Alice tidak memiliki indra istimewa itu, seandainya
dia tidak melihat Jasper dan Carlisle dan tahu suatu hari nanti dia akan
menjadi salah satu dari kami, dia barangkali bisa berubah jahat." Banyak
sekali yang harus dipikirkan, banyak sekali yang masih ingin kutanyakan. Tapi
yang membuatku teramat malu, perutku keroncongan.
Aku begitu terkesima sehingga bahkan tidak sadar
diriku kelaparan. Sekarang aku sadar bahwa aku sangat kelaparan.
"Maaf, aku membuatmu terlambat makan
malam."
“Aku baik-baik saja, sungguh."
“Aku tak pernah menghabiskan begitu banyak waktu
bersama seseorang yang perlu makan. Aku lupa.”
"Aku ingin bersamamu." Lebih mudah
mengatakannya dalam kegelapan, mengetahui bagaimana suaraku bisa mengkhianatiku
dan kecanduanku akan dirinya terdengar sangat nyata.
"Tidak bisakah aku masuk?" tanyanya.
"Kau mau?" Aku tak bisa membayangkannya,
makhluk bagai dewa ini duduk di kursi dapur ayahku yang jelek.
“Ya, kalau tidak merepotkan." Aku mendengar
pintunya menutup pelan, dan nyaris saat itu juga ia telah berada di samping
pintuku, membukakannya untukku.
“Sangat manusiawi," aku memujinya.
“Jelas kebiasaan itu muncul lagi."
Ia berjalan di sisiku dalam kegelapan malam, begitu
diamnya sehingga aku harus terus-menerus melirik ke arahnya untuk memastikan ia
masih di sana. Dalam gelap ia tampak jauh lebih normal.
Masih pucat, ketampanannya masih bagai ilusi, tapi
bukan lagi makhluk kemilau di bawah sinar matahari seperti sore tadi. Ia
menggapai pintu di depanku dan membukakannya untukku. Aku berhenti di
tengah-tengah pintu.
"Pintunya tak terkunci?"
"Bukan, aku menggunakan kunci di bawah daun pintu."
Aku melangkah masuk, menyalakan lampu teras, dan berbalik menghadapnya dengan
alis terangkat. Aku yakin tak pernah menggunakan kunci itu di hadapannya.
“Aku penasaran denganmu."
"Kau memata-mataiku?" Entah bagaimana aku
tak bisa membuat suaraku terdengar marah. Aku tersanjung. Ia kelihatan tidak
menyesal.
"Apa lagi yang bisa dilakukan pada malam
hari?"
Untuk sementara aku mengabaikannya dan menyusuri lorong
menuju dapur. Ia sudah di sana, sama sekali tak perlu diarahkan. Ia duduk di
kursi yang sama dengan yang kubayangkan akan didudukinya. Ketampanannya membuat
dapur bersinar-sinar.
Lama baru aku bisa berpaling. Aku berkonsentrasi menyiapkan
makan malamku, mengambil lasagna sisa semalam dari dapur, menempatkan sebagian
di piring, kemudian memanaskannya di microwave.
Penutup Novel Twilight – Tekad
Yang Kuat Mengalahkan Segala Hambatan Fisik Bab 72
Gimana Novel twilight – Port Tekad Yang Kuat Mengalahkan Segala
Hambatan Fisik Bab 72 ? keren
kan ceritanya. Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya.
Jangan khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan
mengklik tombol navigasi bab di bawah ini.