Novel Twilight, ditulis oleh Stepheni Meyer. Novel ini ini terdiri dari 5 seri yaitu Twilight, Newmoon, Midnight sun, Eclipse dan Breaking Dawn.
Dalam novel ini
Stepheni Meyer berhasil mengobrak abrik emosi pembaca dengan latar cerita
bangsa manusia, serigala dan vampir. Anda akan menemukan adegan romantis,
permusuhan, perang dan konspirasi dalam novel ini.
Sebelum kamu
membaca terlalu jauh, Admin kembali mengingatkan bahwa membaca novel jangan
dijadikan sebagai kegiatan utama. Ibadah, kerja, belajar dan berbakti kepada
orang tua tetaplah hal yang harus diutamakan.
Ok, Silahkan baca
novel Twilight Bab 31 yang dipersembahkan oleh
Admin white novel. Semoga bisa memberi hiburan, insipirasi dan
solusi bagi setiap masalah yang kamu hadapi.
Baca Novel Twilight –Golongan Darah Bab 31
“Kurasa aku baru saja melanggar kesepakatan
kami," Jacob tertawa.
"Aku akan menyimpannya rapat-rapat," kataku
berjanji, kemudian bergidik.
“Tapi sungguh, jangan bilang apa-apa pada Charlie.
Dia agak marah pada ayahku ketika mendengar beberapa anggota suku kami tak lagi
pergi ke rumah sakit begitu tahu dr. Cullen mulai bekerja di sana."
"Tentu, aku takkan bilang."
"Jadi, apakah menurutmu kami ini penduduk yang
percaya takhayul atau apa?" tanyanya bercanda, namun sedikit waswas. Aku
masih belum mengalihkan pandanganku dari lautan.
Aku berbalik dan tersenyum sewajar mungkin.
"Tidak. Kupikir kau sangat mahir menceritakan kisahkisah seram. Bulu
kudukku masih berdiri, lihat, kan?" Aku mengulurkan lengan.
"Keren." Ia tersenyum.
Lalu suara batu-batu beradu menyadarkan kami
seseorang sedang mendekat. Kami serentak mendongak dan melihat Mike dan Jessica
lima puluh meter dari kami.
"Di sini kau rupanya, Bella," Mike
terdengar lega, melambaikan tangannya tinggi-tinggi.
"Itu pacarmu?" tanya Jacob, menyadari nada
cemburu
yang terpancar dari suara Mike. Aku terkejut rasa
cemburu itu begitu nyata.
"Tidak, tentu saja bukan," bisikku. Aku sangat
berterima kasih kepada Jacob, dan ingin sekali membuatnya sesenang mungkin. Aku
mengedip padanya, tentunya berhati-hati supaya Mike tidak melihat. Jacob
tersenyum, senang karena rayuanku yang payah.
“Jadi, kalau aku mendapat SIM-ku...." ia memulai
lagi.
“Kau harus mengunjungiku di Forks. Kita harus
nongkrong bareng sesekali." Aku merasa bersalah saat mengatakannya,
mengingat aku telah memanfaatkannya.
Tapi aku benar-benar menyukai Jacob. Ia sangat mudah
diajak berteman.
Mike sudah di dekat kami sekarang, bersama Jessica
yang masih tertinggal beberapa langkah. Bisa kulihat Mike menata Jacob dengan
pandangan menilai, dan tampak puas melihat penampilannya yang jelas lebih muda
dari kami.
"Kau dari mana saja?" tanya Mike, meski
jawabannya sudah jelas di hadapannya.
"Jacob baru saja menceritakan beberapa legenda
daerah ini" jawabku. "Sangat menarik."
Aku tersenyum hangat kepada Jacob, dan ia balas
tersenyum.
"Well"
Mike berhenti, sambil berhati-hati mengamati keakrabanku
dengan Jacob. "Kita akan berkemas-kemas—
sepertinya sebentar lagi hujan."
Kami memandang langit yang mulai mendung.
Sepertinya memang akan hujan.
"Oke." Aku melompat berdiri.
"Aku datang."
"Senang bertemu lagi denganmu," kata Jacob,
dan aku berani bertaruh ia sedang menggoda Mike.
"Aku juga. Kalau nanti Charlie datang untuk
bertemu Billy, aku akan ikut," aku berjanji padanya. Jacob tersenyum.
"Akan kutunggu." "Terima kasih,"
ucapku tulus.
Kukenakan tudung kepalaku ketika kami berjalan
menyeberangi bebatuan menuju tempat parkir. Beberapa tetes hujan mulai
berjatuhan, meninggalkan noda hitam pada bagian yang ditetesinya.
Ketika kami
sampai di Suburban, anak-anak lain sudah selesai memasukkan barang-barang
mereka ke bagasi. Aku merangkak ke jok belakang di sebelah Angela dan Tyler.
Aku beralasan sudah cukup melihat pemandangan selama perjalanan tadi.
Angela hanya memandang ke luar jendela, memandangi
badai yang semakin dahsyat, dan Lauren beringsut ke jok tengah mendekati Tyler,
sehingga aku bisa dengan mudah menyandarkan kepala, memejamkan mata dan
berusaha santai.
Penutup Novel Twilight –
Golongan Darah Bab 31
Gimana Novel twilight – Golongan Darah Bab 31 ? keren kan ceritanya.
Tentunya kamu penasaran apa yang akan terjadi di bab berikutnya. Jangan
khawatir kami telah menyiapkannya. Silahkan baca bab berikutnya dengan mengklik
tombol nvaigasi bab di bawah ini.
0 comments: